SELAMA masa libur Idul Adha periode 14 hingga 18 Juni 2024 yang berdekatan dengan akhir pekan membuat konsumsi BBM jenis gasoline dan LPG mengalami peningkatan.
“Untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), konsumsi rerata harian BBM jenis gasoline (Pertalite dan Pertamax Series) saat periode Idul Adha (14 – 18 Juni) meningkat dari 12.824 KiloLiter (KL) per hari menjadi 13.068 KL per hari atau 1,9 persen bila dibandingkan dengan rata-rata konsumsi saat periode normal (rerata Januari – Februari 2024),” tutur Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, Rabu.
Brasto menambahkan, kenaikan konsumsi rata-rata harian tertinggi pada BBM gasoline terjadi pada BBM Pertamax dengan kenaikan 11,7 persen dibandingkan dengan rata-rata normal. Untuk BBM jenis gasoil mengalami kenaikan dari 6.599 KL per hari menjadi 6.881 KL per hari atau sebesar 4,3 persen dibandingkan rerata periode normal.
“Sementara untuk rerata konsumsi harian LPG 3 kg di wilayah Jawa Bagian Tengah (Provinsi Jateng dan DIY) juga mengalami kenaikan sebanyak 8 persen atau naik 12.368 tabung per hari bila dibandingkan rerata normal yaitu dari 1.493.198 tabung per hari menjadi 1.505.566 tabung,” katanya.
Dari sisi Avtur, rerata konsumsi tertinggi untuk bahan bakar avtur di wilayah Jawa Bagian Tengah terjadi pada Jumat, 14 Juni yaitu sebanyak 351,6 KL per hari. Pada periode long weekend rerata konsumsi harian Avtur terjadi peningkatan dari 269,4 KL per hari menjadi 275,9 KL per hari atau sebesar 2,4 persen dari periode 14 hingga 18 Juni bila dibandingkan dengan periode normal.
“Pertamina Patra Niaga pastikan kebutuhan energi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk saat periode libur Idul Adha 2024. Pertamina menghimbau, agar masyarakat menggunakan produk BBM berkualitas seperti Pertamax Series dan Dex Series dan LPG berkualitas seperti Brightgas,” tutur Brasto.
Brasto mengungkapkan adanya kenaikan permintaan tersebut, Pertamina dapat mengimbanginya sehingga tidak terjadi kelangkaan. (AGT/N-01)