
BANK Pembangunan Daerah Jateng harus tingkatkan kinerja guna mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi usai memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT Bank Pembangunan Daerah Jateng (Bank Jateng) di Kantor Pusat Bank Jateng, Jalan Pemuda, Kota Semarang, Kamis, (17/4).
Dalam rapat tersebut juga dihadiri oleh seluruh pemegang saham dan direksi Bank Pembangunan Daerah Jateng atau Bank Jateng.
“Bank Jateng ke depan harus bisa mengangkat PAD kita. Prinsip, Bank Jateng ke depan harus lebih sehat daripada yang sekarang,” katanya.
Menurut dia, kinerja yang baik menjadi kunci untuk peningkatan dan perluasan cakupan Bank Jateng dalam mendongkrak perekonomian di Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, Luthfi memberikan beberapa penekanan terkait langkah Bank Jateng ke depan.
“Beberapa penekanan dari saya, khususnya direksi yang baru beserta jajaran, kita akan angkat bagaimana Bank Jateng itu memiliki kiprah kepada usaha mikro ke depan,” jelas Luthfi.
Ia menegaskan Bank Jateng perlu memberikan kemudahan bagi usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) dalam mendapatkan kredit. Tidak hanya mudah, penyaluran kredit bagi UMKM juga harus cepat, tidak berbelit-belit.
“Jangan sampai usaha-usaha mikro yang mau naik kelas ini terlilit tanpa adanya bantuan dari bank, khususnya bank yang kita punya yaitu Bank Jateng. Direksi dan jajaran tadi sudah kita arahkan, ke depan prioritaskan yang ini,” tegasnya.
Kinerja Bank Jateng mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Kontribusi deviden yang disetorkan kepada pemegang saham juga selalu meningkat.
Bahkan pada Desember 2024, kinerjanya menjadi yang terbaik di antara 27 BPD se-Indonesia.
Berikut data deviden yang disetorkan ke pemegang saham sejak tahun 2020-2024. Tahun 2020 sebesar Rp375.777.399.480, Tahun 2021 sebesar Rp375.956.828.408, tahun 2022 sebesar Rp408.645.719.531, tahun 2023 sebesar Rp503.559.988.019, dan tahun 2024 sebesar Rp550.244.937.092. (Htm/S-01)