
BERUBAHNYA misi dari Nawacita ke Asta Cita membuat perubahan paradigma dalam pembangunan. Ditambah pula dengan dinamika global yang sedang tidak baik-baik saja.
Perubahan itu pun memunculkan tantangan tersendiri. Oleh karenanya, produktivitas sektor unggulan perlu terus dikuatkan dengan dukungan pemanfaatan teknologi informasi agar berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang semakin inklusif. Hal itu sesuai dengan tema pembangunan DIY Tahun 2026 yaitu Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Penguatan Produktivitas Sektor Unggulan Serta Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi.
Demikian dipaparkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) DIY 2026 di Gedhong Pracimosono Kompleks Kepatihan Yogyakarta.
Kualitas pembangunan
Ia juga menjelaskan bahwa Musrenbang menjadi momentum untuk terus meningkatkan kualitas pembangunan di DIY.
“Sektor unggulan merupakan sektor yang dapat dikembangkan dan dimaksimalkan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di DIY melalui strategi penguatan. Sektor unggulan di DIY meliputi sektor pariwisata, pertanian, dan industri manufaktur,” papar Sri Sultan.
“Teknologi Industri didorong pemanfaatannya pada berbagai sektor terutama pada sektor unggulan sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” lanjutnya.
Kemiskinan tinggi
Sri Sultan mengatakan permasalahan pembangunan yang ada di DIY masih bermuara pada kondisi kemiskinan yang relatif tinggi dibandingkan nasional, dan kondisi ketimpangan antar wilayah maupun ketimpangan pengeluaran antar penduduk yang cenderung lebar.
Meskipun angka kemiskinan DIY masih di atas rata-rata nasional namun upaya penurunan Kemiskinan di DIY selama sepuluh tahun terakhir sejak 2014-2024 membuahkan hasil dengan catatan sebagai daerah yang mengalami penurunan paling cepat di Pulau Jawa sebesar -4,17 persen.
“Dari sisi kemiskinan ekstrem, pada Maret 2024 persentase kemiskinan ekstrem DIY sebesar 0,85% atau turun sebesar 0,39% dibanding dengan periode Maret 2023 yang sebesar 1,24% . Penurunan kemiskinan ekstrem DIY 2024 menduduki peringkat nomor dua se-Pulau Jawa setelah Provinsi Banten yang turun 0,50%,” imbuhnya.
Kawal pembangunan
Musrenbang RKPD DIY 2026 ini adalah ikhtiar mengawal pembangunan daerah yang semakin berkualitas. Pertama, peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui penguatan produktivitas sektor unggulan serta optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dapat didukung Kabupaten/Kota sebagai sub tema pembangunan DIY.
Kedua, adaptasi dan optimalisasi kemajuan teknologi informasi untuk mendorong efisiensi, produktivitas serta inovasi dan solusi terhadap permasalahan pembangunan.
Ketiga, pelibatan masyarakat menjadi subjek pembangunan sebagai bentuk pemberdayaan serta peningkatan rasa handarbeni dan tanggung jawab bersama terhadap proses dan hasil pembangunan. Keempat, peningkatan kolaborasi seluruh stakeholder pembangunan agar dapat saling gotong royong, bahu-membahu dan melengkapi sesuai peran dan tugas masing-masing.
Dipertanggungjawabkan
Kelima, dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki perlu untuk dipastikan pengelolaan belanja yang semakin baik atau spending better
“Setiap rupiah harus dapat dipertanggungjawabkan kinerjanya sebagai wujud akuntabilitas. Sedangkan di sisi lain perlu upaya terus menerus collecting more dengan mendorong peningkatan pendapatan asli daerah guna memperkuat kemandirian fiskal, sehingga program/kegiatan yang direncanakan nantinya, dapat direalisasikan secara baik. Dengan demikian, saya berharap pembangunan yang sinergis, menyeluruh, dan berkelanjutan dapat terwujud,” tutur Sri Sultan. (AGT/N-01)