APARAT kepolisian Bali menangkap sekelompok orang yang menamakan diri Geng Gaza. Mereka beranggotakan sekitar 80 orang yang semua masih remaja dan berstatus pelajar SMP di beberapa sekolah di Kota Denpasar.
Persoalannya adalah mereka kerap menebar ketakutan melalui media sosial agar warga Denpasar tidak keluar malam, sebab bila keluar malam maka akan berhadapan dengan Geng Gaza. Penamaan Geng Gaza akhirnya dihubungkan dengan situasi politik di Palestina sehingga warga Denpasar resah.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan menyampaikan, seluruh anggota Geng Gaza sudah ditangkap dan sudah diminta keterangan. Namun karena rata-rata masih berusia anak dan berstatus pelajar, polisi akhirnya kembali melepaskan mereka.
Namun upaya polisi tidak berhenti di situ saja. Seluruh anggota Geng Gaza sudah didata ke sekolah mereka. Polisi juga sudah memanggil para kepala sekolah dan orang tua murid untuk dimintai keterangan.
“Memang benar ada isu tersebut. Namun masyarakat khususnya warga Denpasar agar tidak terpengaruh dengan isu-isu tersebut. Situasi Kamtibmas Bali khususnya Denpasar sampai saat ini aman dan kondusif, tidak perlu ada yg ditakutkan dalam beraktifitas sehari-hari atau pun malam hari,” ujarnya, Selasa (28/5/2024).
Ia mengakui, memang benar ada kelompok remaja yang berstatus masih pelajar, namun kelompok Gaza tersebut sudah diamankan Polresta Denpasar pada Jumat (24/5) sekitar pukul 00.30 Wita di Lapangan Lumintang, Kota Denpasar. Mereka ditangkap saat sedang membuat janji tawuran melalui media sosial dengan kelompok tertentu. Dari hasil interogasi mereka mengakui kelompok Gaza beranggotakan sekitar 80 orang dari beberapa sekolah SMP di Denpasar dan sering nongkrong di beberapa tempat.
Setelah mengamankan anak-anak anggota Gaza, selanjutnya Polresta Denpasar memanggil para orang tua, kepala sekolah dan perwakilan Disdikpora Kota Denpasar, untuk selanjutnya mencari solusi mengenai kelompok Gaza tersebut.
“Kami Polda Bali sangat berterimakasih kepada seluruh pihak, khususnya dalam penanganan peristiwa tersebut, dimana hasil kesepakatan antara anak-anak pelajar anggota Geng Gaza, para orang tua, kepala sekolah dan Disdikpora, menyatakan dengan pernyataan tertulis dan testimoni dalam bentuk video untuk disebarkan melalui media sosial, sebagaimana teror yang mereka lakukan sebelumnya,” ujarnya.
Tidak terprovokasi
Testimoni tersebut berisikan dua hal. Pertama, anak-anak tersebut membubarkan kelompok Geng Gaza dan tidak akan mengulangi perbuatan yang melanggar hukum. Kedua, pihak orang tua dan kepala sekolah menyatakan akan mengawasi, membimbing dan mendidik lebih ketat lagi anak-anak tersebut agar tidak mengulangi kejadian yang sama dan tidak melakukan perbuatan melanggar hukum.
Ketiga, pihak Disdikpora Kota Denpasar menyatakan akan mengumpulkan para kepala sekolah se-Kota Denpasar, untuk memberikan arahan agar mendidik dan memberi pengawasan lebih kepada para pelajar agar jangan sampai berbuat negatif dan melanggar hukum.
“Dari kejadian tersebut kami mengajak para orangtua, agar ikut mengawasi pergaulan anak-anak mereka. Jangan sampai terjebak pada pergaulan negatif yang dapat merusak masa depannya. Dan kepada seluruh masyarakat bila mengetahui ada dugaan peristiwa serupa agar dapat segera diinformasikan ke pihak terkait sehingga jangan sampai meluas dan membuat resah masyarakat lainnya,” ujarnya.
Ia juga meminta agar masyarakat tidak terprovokasi dengan isu yang beredar bahwa ada sekelompok Geng Gaza di Kota Denpasar yang akan meneror warga yang keluar malam.
“Sekali lagi kami sampaikan secara umum situasi Kamtibmas Bali khususnya Kota Denpasar dalam konsisi aman dan kondusif, tidak ada yang perlu di kawatirkan. Patroli dari kepolisian akan terus ditingkatkan, dan sangat diperlukan dukungan dan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat, antara lain dengan tidak ikut-ikutan terprovokasi dan memprovokasi. Mari tetap kita pastikan bersama Bali tetap Ajeg dan Santi,” kata Kabid Humas. (Ard/N-01)