![Pustral UGM melakukan survei untuk mengukur persepsi masyarakat pelaku perjalanan terhadap berbagai kebijakan transportasi pada libur Nataru.](https://mimbarnusantara.com/wp-content/uploads/2025/01/HASIL-SURVEI.jpg)
KEMENTERIAN Perhubungan memperkirakan sekitar 110 juta penduduk Indonesia melakukan perjalanan libur Nataru pada rentang waktu 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025.
Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada pun melakukan survei untuk mengukur persepsi masyarakat pelaku perjalanan terhadap berbagai kebijakan transportasi pada libur Nataru.
“Survei wawancara ini mengambil sampel responden sebesar 5.804 dengan margin of error 1,35%. Survei dilakukan di 7 provinsi yang diproyeksikan mewakili kurang lebih 62% tujuan pelaku perjalanan yang terjadi pada momen Nataru 2024/2025 pada lebih kurang 37 simpul transportasi dan titik ruas jalan yang berada disetiap provinsi,” kata Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM di UC UGM.
Seluruh indikator penilaian, katanya, dinyatakan valid dan reliabel sesuai hasil uji validitas dan reliabilitas. Hasilnya jumlah responden yang menjawab puas dan sangat mencapai 86%, sementara yang menjawab tidak puas sebesar 1,6% dan sebanyak 11,3% menjawab netral.
Kereta api
Adapun Indeks Kepuasan Pengguna Transportasi mencapai nilai 4.39 (88,28% dari skor maksimum) atau berada di kategori sangat puas. Indeks tertinggi dicapai pada aspek keamanan di sarana angkutan umum dengan nilai 4,6 (92,31% dari skor maksimum), sedangkan indeks terendah pada aspek sosialisasi keselamatan dengan nilai 4,2 (83,56% dari skor maksimum).
Mengutip pada hasil survei, Kepuasan Pengguna Transportasi berdasarkan moda memperlihatkan indeks kepuasan tertinggi dicapai moda kereta api dengan nilai 4,6 (92,59% dari skor maksimum), khususnya dalam hal inovasi jenis layanan, ketepatan waktu dan kemudahan informasi sementara terendah pada moda bus dengan nilai 4,2 (83,98% dari skor maksimum) khususnya dalam hal layanan petugas, sosialisasi keselamatan dan kemudahan informasi.
Plt. Dirjen Perhubungan Darat Ahmad Yani mengaku bangga dengan hasil survei itu. Ia menyatakan bahwa pada momen Nataru kenaikan yang terjadi hanya 30-40% dari kondisi normal, sementara pada lebaran kenaikan dapat mencapai 300%.
Berbenah lagi
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio berharap hasil survei dapat dianalisis lebih lanjut untuk memberikan rekomendasi bagi pemegang kebijakan. Adapun Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia/YLKI Tulus Abadi menyampaikan perlunya memperhatikan Standar Pelayanan Minimum (SPM) khususnya pada pengoperasian jalan tol dalam manajemen lalulintas pada momen khusus seperti Nataru dan Lebaran.
Berbeda, Guru Besar pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM Danang Parikesit justru menyampaikan fenomena menarik bahwa kinerja prasarana yang dikelola oleh BUMN yang monopolistik cenderung lebih puas dibanding sarana yang dikelola swasta. (AGT/N-01)