PRODUK layanan DBDKlim dari BMKG untuk mengurangi dampak DBD diluncurkan di Bali di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, Selasa (30/4/2024). Peluncuran produk layanan DBDKlim tersebut merupakan hasil kerja sama antara BMKG, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Udayana (Unud), dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Deputi Bidang Klimatologi BKMG Ardhasena Hopaheluwakan mengatakan, Bali merupakan provinsi kedua di Indonesia yang akan menggunakan produk layanan DBDKlim. Di Jakarta sudah digunakan sejak tahun 2019 lalu dan sudah terbukti bisa menurunkan kasus DBD, baik fatality rate hingga keuntungan atau nilai ekonomi yang bisa dihitung.
“BMKG akan menyiapkan informasi mengenai cuaca, mulai dari curah hujan, kelembaban udara dan sebagainya. Kondisi ini merupakan informasi awal untuk mengetahui perkembangan nyamuk DBD sehingga bisa dilakukan langkah antisipasinya baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat,” ujarnya.
Jakarta sudah digunakan sejak tahun 2019. Dan sudah terbukti terjadi penurunan kasus DBD di seluruh wilayah DKI.
Produk layanan DBDKlim bisa memprediksi kondisi tiga bulan ke depan mengenai gambaran kelembaban yang berimplikasi terhadap peningkatan kasus DBD. Untuk di Bali, BMKG bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali meluncurkan layanan informasi iklim terapan untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dikenal sebagai DBDKlim untuk wilayah Bali.
Ini adalah sistem aplikasi informasi online berbasis web yang berfungsi untuk memberikan peringatan dini penyakit DBD melalui parameter iklim yang menyediakan prediksi angka insiden DBD.
DBDKlim dikembangkan melalui kerja sama penerapan penelitian yang berkelanjutan dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) semenjak tahun 2017, dengan capaian peluncuran DBDKlim untuk DKI Jakarta pada tahun 2019 yang operasionalisasinya terus berlanjut hingga saat ini. Peluncuran Produk Layanan DBDKlim Provinsi Bali digelar seusai acara Seminar Nasional Iklim dan Kesehatan bertema “Pemanfaatan Informasi Iklim BMKG untuk Antisipasi Kejadian DBD” yang digelar di Ruang Theater Dr. A.A. Made Djelantik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Hadir sebagai narasumber dalam Seminar Nasional Iklim dan Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Prof. Komang Januartha Putra Pinatih, Direktur Lingkungan Hidup – Bappenas Priyanto Rohmattullah, Koordinator Substansi Arbovirosis – Kemenkes Asik Surya, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Sang Gede Purnama, Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Nuning Nurani.
Perubahan iklim
Menurut Ardhasena, perubahan iklim adalah ancaman kesehatan global terbesar abad 21 yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini penyakit DBD sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sanitasi, dan kondisi iklim. Iklim berperan dalam memberikan lingkungan yang kondusif untuk nyamuk berkembang, sehingga iklim menjadi faktor sangat penting terutama di awal masa perkembangan nyamuk.
Semakin lembab suatu wilayah, maka nyamuk akan semakin banyak. Risiko warga digigit nyamuk penyebab DBD juga makin tinggi. Sebagai upaya meminimalkan kejadian DBD maka diluncurkan DBDKlim. DBDKlim menghasilkan peta berdasarkan iklim, dimana peta ini menunjukan prediksi rata – rata kelembaban udara di Provinsi Bali dan juga persentase tingkat keyakinannya yang kemudian dibagi menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Selain itu DBDKlim juga menghasilkan peta angka DBD skala bulanan untuk tiga bulan kedepan di Provinsi Bali, dimana prediksi dibagi menjadi tiga kategori, hijau artinya aman, orange artinya waspada dan merah artinya awas. Singkatan dari level kewaspadaan adalah Awas,Waspada, Aman (AWAn). Informasi mengenai prediksi kejadian DBD ini sebagai bentuk kewaspadaan dini melalui parameter iklim, dan disampaikan agar dapat diambil langkah-langkah antisipasi sedini mungkin oleh pihak-pihak terkait.
Dengan DBDKlim agar masyarakat waspada, namun tidak perlu panik karena DBD dapat dicegah dengan program pengendalian vektor DBD. Selain dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, kegiatan lain yang dapat mencegah perkembangbiakan dangigitan nyamuk aedes adalah pelibatan masyarakat melalui Juru Pemantau Jentik (Jumantik)di setiap RT/RW.
DBDKlim merupakan salah satu dari layanan informasi iklim terapan dari BMKG. Saat ini BMKG Kedeputian Klimatologi telah menyediakan sedikitnya 14 layanan informasi iklim terapan untuk menyikapi dampak perubahan iklim di berbagai sektor. Antara lain; PeringatanDini Iklim Ekstrim, Prakiraan Musim Kemarau, Prakiraan Musim Hujan, Prakiraan DaerahPotensi Banjir, Prakiraan Potensi Energi Surya, Informasi Gas Rumah Kaca, Informasi pH air hujan, dan lainnya. (Ard/M-01)