SEBANYAK 11 Nagari (Desa) di tujuh kecamatan terdampak banjir dan longsor menghantam Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Sabtu (5/10).
“Berdasarkan data yang diterima BNPB sebanyak 1.102 kepala keluarga (KK) atau 4.411 warga terdampak,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari dalam keterangan tertulis.
Kemudian sebanyak 160 KK atau 480 warga dilaporkan mengungsi sementara di masjid-masjid, balai masyarakat dan rumah tetangga.
Dan sebanyak 1.615 unit rumah terendam dan dua unit rumah tertimbun tanah longsor.
Badan jalan penghubung antar Nagari Sungai Sariak- Nagari Toboh Ketek tertimbun material longsor.
Serta badan jalan di Kecamatan IV Koto Aua Malintang terendam setinggi 50-100 cm.
BPBD Kabupaten Padang Pariaman bersama dinas PUPR, TNI, Polri telah melakukan pendataan.
Adapun kebutuhan mendesak untuk mempercepat penanganan meliputi penambahan alat berat, perahu karet, dan makanan siap saji. Juga selimut serta dapur umum harus segera dipenuhi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan rekomendasi adanya banjir dan tanah longsor di Padang Pariaman.
PVMBG dalam keterangan tertulis menyatakan agar masyarakat mewaspadai terjadinya timbunan material longsor pada aliran sungai menyebabkan banjir bandang.
Jika terjadi pembendungan sungai sebaiknya dibuka aliran sungai tersebut.
Kemudian melakukan perkuatan lereng atau penambatan tanah pada daerah yang sudah longsor dan daerah berpotensi longsor.
Tujuannya agar material longsoran untuk mengurangi pergerakan material longsor. Serta menambah gaya penahan agar tidak terjadi longsor.
Masyarakat harus memantau perkembangan retakan dan longsoran yang semakin membesar atau meluas. (*/S-01)