DIGITAL Access Programme (DAP) dengan Common Room Networks Foundation (Common Room) kembali mengadakan Rural ICT Camp 2024 untuk yang kelima kalinya pada 7-11 Oktober 2024.
Rural ICT Camp 2024 mengusung tema ‘Konektivitas Pedesaan dan Ketahanan Iklim’, ini akan dilaksanakan di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Direktur Common Room, Gustaf H. Iskandar Sabtu (6/10) mengatakan, kegiatan ini akan melibatkan perwakilan pemerintah, lembaga donor, pemerintah daerah. Aktivis TIK pedesaan, serta perwakilan dari peserta program Sekolah Internet Komunitas (SIK) dari 11 lokasi yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia.
Sebelumnya, Rural ICT Camp pertama dan kedua pada 2020 dan 2021 diadakan di Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jabar.
Di Aceh
“Pada 2022, Rural ICT Camp dilaksanakan di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Di 2023, kegiatan ini dilaksanakan di Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh,” ujar Gustaf.
“Dan di 2024 yang merupakan tahun kelima, Rural ICT Camp terus berkembang menjadi forum internasional yang mendukung pertukaran pengetahuan dan berbagi pengalaman terkait internet komunitas dan konektivitas yang bermakna,” lanjut Gustaf.
Menurut Gustaf, kegiatan Rural ICT Camp 2024 juga menggelar kegiatan pengembangan kapasitas di bidang keterampilan teknis dan literasi digital, untuk memperkuat konektivitas di pedesaan dan meningkatkan ketahanan iklim.
Selain itu, juga mendukung pembangunan berkelanjutan dalam kerangka kemitraan internasional.
“Fenomena perubahan iklim yang ditandai dengan cuaca ekstrem dan bencanaalam ikut mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial di wilayah pedesaan, termasuk kesenjangan yang menghambat Pembangunan,” jelasnya.
Kesenjangan digital
Di sisi lain lanjut Gustaf, masalah kesenjangan digital juga membatasi akses terhadap informasi, pendidikan dan peluang ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan secara keseluruhan.
Tentu diperlukan tindakan nyata untuk memperbaiki konektivitas di pedesaan,sekaligus memperkuat ketahanan lokal dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Kegiatan tahunan ini lanjut Gustaf, juga akan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan terkait internet komunitas, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, lembaga donor, akademisi. Aktivis TIK, praktisi teknologi digital, organisasi masyarakat sipil, organisasi internasional, komunitas lokal dan para pelatih dari program SIK. (Rav/N-01)