
BATAKO Bawono sebuah inovasi yang digagas oleh sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada, yang terbuat dari kotoran sapi atau tlethong sapi.
Kreasi unik ini hasil kolaborasi Nauziyah Azuardini, Yossi Dyah Listiana, Dinda Ramadhan, Zaenal Arif dan Muhammad Rakan Arrandhi.
Program Batako Bawono masuk dalam pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat.
Dinda Ramadhan mengatakan program ini muncul adanya permasalahan di Padukuhan Kulwaru, Kulon Progo, yang kurang efektif dalam memanfaatkan dan mengolah limbah kotoran sapi.
“Karang Taruna sebagai mitra dari tim PKM-PM Batako Bawono memiliki tekad kuat yang sama untuk membuat Padukuhan Kulwaru Wetan menjadi Padukuhan yang sehat, bersih serta memiliki Karang Taruna yang produktif,” kata Dinda, Sabtu (20/7).
Karang Taruna Karya Muda Wetan secara aktif dan responsif mengikuti program Batako Bawono. Hingga saat ini telah terbentuk unit kerja untuk mengelola usaha batako.
Karang Taruna Karya Muda Wetan kini menjadi center of learning pembuatan material bangunan berbahan dasar limbah kotoran sapi yang ada di Yogyakarta.
“Tim PKM-PM Batako Bawono memonitoring dan mengevaluasi secara berkala untuk tercapainya tujuan program,” jelasnya.
Ketua Karang Taruna Karya Muda Wetan, Hikmal menyambut baik program dari tim mahasiswa UGM ini.
Saat pelatihan dan sosialisasi program diikuti oleh anggota Karang Taruna maupun warga terutama bapak-bapak dari Kulwaru Wetan.
Adanya inovasi dari kotoran sapi ini mampu mengurangi limbah kotoran sapi di Padukuhan Kulwaru Wetan sekitar 61,8% dari produksi per hari limbah kotoran sapi. (AGT/S-01)