Kenali Duck Syndrome dan Cara Mengatasinya

BELAKANGAN ini ramai istilah duck syndrome ditujukan kepada orang tua kelas menengah di Indonesia.

Tetapi juga ditujukan kepada mahasiswa atau profesional muda yang ketakutan menghadapi kegagalan. Apa itu duck syndrome?

Duck Syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang tampak tenang, bahagia, dan sukses di permukaan, tetapi sebenarnya sedang berjuang keras secara mental dan emosional di balik layar.

Asal-usul istilah:

Istilah ini diibaratkan seperti seekor bebek yang mengapung tenang di atas air, tetapi sebenarnya mengayuh kakinya dengan panik di bawah permukaan agar tetap bergerak.

Ciri-ciri Duck Syndrome:

  • Tampak “baik-baik saja” di depan orang lain, tetapi mengalami stres, kecemasan, atau kelelahan secara diam-diam.
  • Perfeksionisme atau tekanan untuk selalu terlihat berhasil.
  • Sering terjadi pada pelajar, mahasiswa, atau profesional muda yang merasa harus memenuhi standar tinggi (terutama di lingkungan kompetitif).
  • Tidak mau atau takut menunjukkan kelemahan karena khawatir dianggap gagal.
BACA JUGA  Mahasiswa UNY Ubah Limbah Kulit Kedelai dan Biji Nangka Jadi Camilan Enak

Dampak negatif:

  • Gangguan kesehatan mental (seperti burnout, anxiety, depresi).
  • Merasa sendirian karena tidak ada orang yang tahu kondisi sebenarnya.
  • Sulit untuk meminta bantuan karena merasa harus tetap terlihat kuat.

Cara mengatasi:

  • Mengakui bahwa tidak apa-apa untuk merasa kesulitan.
  • Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional (seperti konselor).
  • Mengurangi tekanan untuk selalu sempurna.
  • Menjaga keseimbangan antara kerja dan istirahat. (*/S-01)

Siswantini Suryandari

Related Posts

Pelepasan Burung Merpati Tandai Pembukaan Prambanan Shiva Festival

PELEPASAN puluhan ekor burung merpati menandai dimulainya rangkaian Prambanan Shiva Festival: The Month of Shiva for Spiritual, Peace, and Harmony. Acara bertema ‘Membangun Kedamaian dan Harmoni dari Pusat Peradaban Nusantara…

  • Blog
  • November 9, 2025
Industri Farmasi Indonesia masih Bergantung Bahan Baku Impor

INDUSTRI farmasi di Indonesia pascapandemi covid-19, berlomba-lomba untuk memperkuat ketahanan kesehatan. Namun, dari 2.043 industri farmasi di Tanah Air masih sangat menggantungkan bahan baku impor. Bahkan hingga saat ini tercatat…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Merapi Alami 4 Kali Awan Panas Guguran sepanjang Minggu Siang

  • November 9, 2025
Merapi Alami 4 Kali Awan Panas Guguran sepanjang Minggu Siang

Pelepasan Burung Merpati Tandai Pembukaan Prambanan Shiva Festival

  • November 9, 2025
Pelepasan Burung Merpati Tandai Pembukaan Prambanan Shiva Festival

Gulung Semen Padang, Borneo Cetak Rekor tak Terkalahkan Terpanjang

  • November 9, 2025
Gulung Semen Padang, Borneo Cetak Rekor tak Terkalahkan Terpanjang

Sambut 10 November, Presiden akan Umumkan 10 Pahlawan Nasional

  • November 9, 2025
Sambut 10 November, Presiden akan Umumkan 10 Pahlawan Nasional

Industri Farmasi Indonesia masih Bergantung Bahan Baku Impor

  • November 9, 2025
Industri Farmasi Indonesia masih Bergantung Bahan Baku Impor

Dinsos Jateng Kirim Paket Bantuan untuk Korban Banjir Bumiayu

  • November 9, 2025
Dinsos Jateng Kirim Paket Bantuan untuk Korban Banjir Bumiayu