
PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai hari ini, Senin (6/1) secara nasional dengan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pelaksana.
Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis ini akan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Kepala BGN, Dadan Hindayana menyatakan bahwa program MBG ini akan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan jadwal masuk peserta didik sekolah.
“Menu makanan yang disediakan dalam program ini telah dirancang untuk memenuhi standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian,” kata Dadan dalam keterangan resmi, Minggu (5/1).
Dengan porsi makan pagi menyumbang 20-25% kebutuhan gizi harian dan makan siang 30-35%.
BGN juga menargetkan wilayah terpencil, terdepan, dan terluar (3T) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Termasuk pemerintah daerah, koperasi, dan pihak swasta, untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program.
Program MBG bertujuan meningkatkan status gizi peserta didik, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
Melalui penyediaan makanan bergizi sesuai standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.
Selain itu, program ini juga memprioritaskan sosialisasi dan edukasi gizi untuk masyarakat.
“Melalui Program MBG, pemerintah tidak hanya bertujuan menyediakan makanan bergizi, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pola makan sehat dan gizi seimbang,” jelasnya.
Dengan adanya edukasi ini, diharapkan masyarakat dapat menerapkan kebiasaan gizi yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, program ini juga mendorong pemberdayaan ekonomi lokal melalui pengadaan bahan pangan dari petani, nelayan, dan UMKM setempat.
Program makan bergizi gratis menyasar 19,4 juta anak sekolah, ibu hamil, anak balita dan menyusui pada 2025.
Anggaran sebesar Rp71 triliun disediakan untuk menyasar sekitar 19,47 juta orang tersebut.
Rinciannya adalah Rp63,356 triliun untuk pemenuhan gizi nasional dan Rp7,433 triliun untuk program dukungan manajemen.
Uji coba makan bergizi gratis dilakukan sejak Agustus hingga akhir 2024. (*/S-01)