KONTINGEN Sumatera Utara berambisi merebut posisi lima besar pada Pekan Paralimpiade Nasional XVI di Solo pada 6-13 Oktober. Dengan kekuatan 99 atlet dan 69 ofisial, mereka yakin bisa mencapai tujuan tersebut.
” Kami datang dengan kekuatan 99 atlet atau lebih besar dari edisi Peparnas sebelumnya yang hanya mengikutkan 60 atlet,” ungkap Ketua Kontingen Sumut, Suprayitno kepada wartawan di Bandara Adi Soemarmo Solo, Selasa (1/10/2024).
Menurut dia, para atlet NPCI Sumut memiliki optimisme tinggi untuk meraih lima besar, atau peringkat sama dengan yang diraih saat diedisi Papua pada 2021. Saat di Pulau Cendrawasih, Sumut merengkuh 27 emas, 32 perak dan 15 perunggu.
“Harapannya, dengan bertambahnya kuantitas atlet yang dibawa dibandingkan saat di Papua, kualitas prestasi kami bisa meningkat pada Peparnas XVII ini. Namun, itu semua juga dikembalikan kepada usaha kami di lapangan nantinya,” kata Suprayitno lagi.
Bidik emas
Sementara itu, atlet para taekwondo yang mewakili Sumatera Utara, Rizky Ilhamsyah Tanjung, siap berjuang optimal untuk membayar seluruh kerja kerasnya selama menjalani persiapan untuk tampil di PEPARNAS XVII Solo 2024 ini.
“Saya sudah berlatih secara konsisten, menjaga kondisi fisik, dan mempertahankan kualitas permainan selama persiapan. Saya masih belum memiliki gambaran soal peta persaingan di Peparnas XVII ini. Namun, saya optimistis bisa mencapai target, yakni meraih medali emas,” tukas dia.
Rizky yang akan turun di kelas 63 kilogram klasifikasi K41 sempat merasa kecewa karena Sumut batal menjadi tuan rumah Peparnas XVII. Tetapi dengan pemindahan lokasi penyelenggaraan di Kota Solo, akhirnya ia justru akan memiliki pengalaman baru.
“Ya awalnya saya merasa kecewa karena Sumatera Utara batal menjadi tuan rumah. Namun, karena sudah dipindah ke Solo, ya saya sekalian liburan saja. Ini jadi pengalaman pertama karena saya belum pernah berkunjung ke sini. Bagus banget Kota Solo ternyata,” tutur dia.
Rombongan kedua
Kontingen Bali menjadi rombogan kedua yang datang setekah Sumut, dengan membawa kekuatan 39 atlet dan 23 ofisial.
“Kami sangat beruntung dan bangga, karena Kota Solo ini kota paling ramah disabilitas di seluruh Indonesia,” kata Ketua NPCI Bali, I Gede Komang Darma Wijaya.
Menurut dia, ada beberapa keuntungan yang dirasakan kontingen Bali karena perpindahan tuan rumah ke Solo. ” Kami bisa lebih menghemat anggaran, karena jarak lebih dekat. Dan Solo begitu ramah disabilitas,” tukas dia.
Bidik 9 besar
Kontingen Bali dengan kekuatan atlet tidak muluk muluk dalam Peparnas XVII, dan hanya mematok target masuk 9 besar atau naik dua tingkat dibandingkan edisi di Papua empat tahun lalu. Kala itu, Bali meraih 11 emas, 14 perak, dan 10 perunggu.
“Kami terus terang, persiapan kami menghadapi PEPARNAS XVII ini mepet. Pemusatan latihan hanya dua minggu. Target kami minimal menempati peringkat sembilan besar. Namun, kami juga tidak tahu secara persis kekuatan teman-teman di provinsi lainnya,” ujar Darma Wijaya. (WID/N-01)