PERAIH Nobel dari Bangladesh Muhammad Yunus akan menjabat sebagai kepala pemerintahan transisi Bangladesh setelah kejatuhan dramatis Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Keputusan itu dipastikan Sekretaris Pers Presiden Joynal Abedin Selasa (6/8) waktu setempat. Dikutip Anadolu, penunjukan Muhammad Yunus dicapai dalam pertemuan yang melibatkan Presiden Mohammad Shahabuddin, para kepala angkatan bersenjata, dan para pemimpin Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi yang telah memimpin protes antipemerintah selama berminggu-minggu.
Pertemuan itu berlangsung usai 13 koordinator gerakan tersebut mengunjungi kediaman resmi presiden pada Selasa malam waktu setempat untuk membahas situasi dan kerangka kerja pemerintahan sementara dengan Shahabuddin. Kemudian, para panglima angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara bergabung.
Pada Senin (5/8), Sheikh Hasina mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan melarikan diri ke negara tetangga India. Kabinet pun dibubarkan tidak lama berselang.
Setelah pengunduran dirinya, Kepala Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, menyampaikan pidato di hadapan rakyat yang mengumumkan bahwa pemerintah sementara akan dibentuk untuk memerintah negara itu. Lalu pada Selasa, Presiden Shahabuddin juga membubarkan parlemen.
PM Sheikh Hasina meninggalkan negaranya ketika para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran dirinya menyerbu kediaman resmi perdana menteri di ibu kota Dhaka.
Harian lokal Parthom Alo melaporkan Hasina bersama saudara perempuannya Sheikh Rehana berangkat ke Benggala Barat di India.
Putri pendiri Bangladesh yang berusia 76 tahun itu telah memerintah negara berpenduduk 170 juta jiwa itu sejak 2009. (Ant)