FILM horor sepertinya masih menjadi daya tarik sendiri bagi sineas. Tingginya minat penonton untuk menyakiskan film-film horor meski memacu adrenalin mereka memang menjadi alasan sineas untuk menghasilkan karya yang berhubungan dengan mahkluk tidak kasat mata.
Terbaru adalah The First Omen. Film yang disutradarai oleh Arkasha Stevenson dan dibintangi oleh Nell Tiger Free, Tawfeek Barhom, Sonia Braga, Ralph Ineson, dengan Charles Dance, dan Bill Nighy. The First Omen tayang di bioskop Indonesia mulai 3 April.
Sejatinya The First Omen bukan benar-benar film baru. Film yang berkisah tentangan kelahiran Damien Sang Anak Titisan Iblis itu merupakan prekuel dari salah satu kisah horor ikonik, The Omen yang dirilis pada 1976 silam.
“The First Omen ini merupakan prekuel dari versi tahun 1976. Namun, penting juga bagi kami untuk menciptakan sebuah cerita yang dapat berdiri sendiri. Jadi, kami ingin para penonton menyaksikan versi tahun 1976 tersebut, tetapi ada pesan tersendiri yang juga ingin kami sampaikan,” ungkap Stevenson.
“Saya selalu penasaran dari mana asal mula Damien – bagaimana bayi itu bisa berada dalam pelukan Robert dan Katherine Thorn. Keinginan kami adalah untuk menciptakan film horor yang bersifat abadi dan kontemporer. Sesuatu yang akan menunjukkan masa lalu, tetapi juga dengan unsur masa kini. Film genre ini bekerja paling baik ketika mereka berfungsi sebagai cermin gelap yang memperlihatkan kembali kecemasan kontemporer yang kita miliki,” kata produser David S. Goyer.
Cerita dimulai dengan Margaret (Nell Tiger Free), calon biarawati muda yang dikirim dari Amerika ke Roma untuk bekerja di sebuah panti asuhan sebelum ia resmi menjadi biarawati. Sebagai yatim piatu, Margaret merasa dekat dengan gadis tertua di panti asuhan itu, Carlita, yang seperti Margaret, mengalami masalah sejak usia muda.
Ada sesuatu yang aneh pada anak itu. Margaret bisa merasakannya, dan merasa ada hubungan antara mereka. Pertemuan itu secara tak terduga membawanya ke dalam kegelapan yang menyebabkannya meragukan imannya. Dan pada akhirnya ia mengungkap konspirasi mengerikan yang bertujuan untuk melahirkan titisan iblis ke dunia.
“Sangat menyenangkan bagi kami untuk dapat membangkitkan rasa takut yang terdalam dari penonton. Akan ada banyak sekali adegan horor yang juga diiringi oleh unsur intrik untuk menciptakan pengalaman, dan membuat penonton penasaran untuk tahu lebih jauh lagi,” ujar produser Keith Levine. (*)