
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) menggembleng siswa baru agar lebih disiplin dan memiliki jiwa nasionalis.
Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah Smamda M Zainul Arifin saat upacara bendera di halaman sekolah setempat, Jumat (18/7).
Dalam upacara bendera itu Zainul Arifin sempat menegur sejumlah siswa karena tidak serius saat mengikuti upacara.
“Kita tidak perang, hanya menghormati jasa pahlawan dengan upacara, ada yang barisan di depan saya ada yang duduk, mari menjadi pribadi yang nasionalis,” kata Zainul Arifin.
Zainul melihat masih ada siswa yang datang terlambat saat upacara bendera. Upacara bendera yang dijadwal jam 7 juga sempat molor karena masih ada sejumlah siswa yang harus didorong masuk barisan upacara.
“Kita lakukan gerakan disiplin, masih ada itu siswa yang terlambat, kita harus disiplin agar target kita bisa tercapai seperti bisa kuliah sesuai yang diinginkan,” tegas Zainul Arifin.
Zainul melihat disiplin perlu lebih ditekankan untuk membentuk karakter siswa yang bagus. Karena pembentukan karakter dan adab harus diutamakan sebelum mengejar prestasi.
“Anak-anak sukses di prestasi itu biasa, tapi bagaimana anak memiliki karakter, itu yang luar biasa,” tegas Zainul.
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo punya 6 program unggulan
Zainul menjelaskan, adab dan budaya Islami menjadi fondasi utama di lingkungan Smamda. Sekolah mewajibkan pelaksanaan salat berjamaah yang diawasi oleh tim khusus bernama PATIP.
“PATIP ini bukan hanya mengatur ketertiban kedatangan dan kepulangan, tapi juga mendampingi salat berjamaah. Ini bagian dari pembiasaan yang luar biasa penting,” ujarnya.
Zainul menambahkan, Smamda mengembangkan empat program unggulan. Pertama, International Class School yang fokus pada penguasaan bahasa Inggris secara aktif.
Kedua, Boarding School untuk siswa luar daerah yang menggabungkan kurikulum sekolah dan masyarakat. Ketiga, Coding Class Program yang telah dimulai bahkan sebelum program nasional diluncurkan.
“Kelas coding kami sudah berjalan satu tahun, bahkan sebelum keputusan menteri keluar. Pengajarnya dari kalangan dosen informatika universitas,” jelas Zainul.
Program keempat adalah Tahfidz Class Program yang mendampingi siswa penghafal Al-Qur’an, dengan fokus menjaga dan menambah hafalan mereka secara berkelanjutan.
Bagi siswa yang tidak masuk dalam empat program utama, Smamda menyediakan Holistic Character Program (HCP) sebagai wadah pengembangan kecerdasan emosional, spiritual, dan akademik secara seimbang.
“Holistic education kami wujudkan dalam HCP, yang kini sudah berjalan di tujuh kelas, mewadahi anak-anak dari berbagai potensi,” ujar Zainul. (OTW/S-01)







