PEMERINTAH Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat terus berupaya menekan angka stunting melalui beberapa program guna memastikan kesejahteraan bagi generasi masa depan. Untuk itu Pemkab bekerja sama dengan beberapa lembaga, terutama mereka yang bisa menyediakan edukasi tentang pola makan seimbang serta memberikan akses soal gizi yang diperlukan.
Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Kabupaten Pangandaran, Heri Gustari mengatakan, untuk menekan angka tengkes di daerahnya ada beberapa program pemerintah telah dilaksanakan. Namun, di wilayahnya tercatat ada 1.622 keluarga berisiko dan menjadi perhatian serius mengingat dampak jangka panjangnya mengenai pertumbuhan anak.
“Angka stunting di Kabupaten Pangandaran tercatat ada 252 kasus tersebar di Kecamatan Cigugur, Cijulang, Cimerak, Kalipucang, Parigi, Padaherang dan Mangunjaya tersebar di 16 Desa. Akan tetapi, berbagai program maupun kebijakan telah diterapkan guna memastikan kesejahteraan generasi masa depan,” katanya, Selasa (23/4/2024).
Ia mengatakan, kasus stunting yang terjadi di 7 kecamatan termasuk ada 1.622 keluarga berisiko dan itu menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Pasalnya dalam jangka panjang hal itu akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Pemkab Pangandaran pun berkomitmen untuk memberikan perlindungan, perawatan terbaik bagi keluarga rentan terkena stunting.
“Meningkatnya angka stunting yang terjadi di wilayahnya yakni salah satu langkah berupaya melakukan penguatan program gizi pada ibu hamil (bumil) dan anak balita. Akan tetapi, dari petugas kesehatan, kader Posyandu maupun yang lain memberikan edukasi tentang pola makan yang seimbang dan akses lebih mudah terhadap sumber gizi yang diperlukan,” tandasnya. (GG/N-02)