ISRAEL kembali mengebom puluhan target di Lebanon setelah pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang puluhan target Hizbullah karena kekhawatiran akan perang habis-habisan semakin meningkat.
Militer Israel mengaku sengaja melakukan serangan udara Lebanon dengan menargetkan Hizbullah setelah pembunuhan pemimpin kelompok itu Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut.
Setidaknya 11 orang tewas dalam serangan udara di sebuah rumah di kota Ain di Lembah Bekaa di timur laut, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon.
Mereka juga telah membunuh Nabil Kaouk, pejabat tinggi Hizbullah lainnya, sehari setelah kelompok bersenjata Lebanon itu mengonfirmasi bahwa Nasrallah dibunuh di pinggiran selatan Beirut, Dahiyeh pada Jumat (27/9) yang merupakan pukulan telak bagi kelompok tersebut
Sebanyak 1.640 orang telah tewas di Lebanon sejak 8 Oktober, termasuk 104 anak-anak dan 194 perempuan,, sebagian besar dalam serangan Israel dalam dua minggu terakhir.
Pukulan telak
Pembunuhan Nasrallah, yang memimpin Hizbullah selama lebih dari 30 tahun dan membangun kelompok Lebanon menjadi kekuatan yang kuat, merupakan salah satu pukulan terberat yang pernah dilakukan Israel terhadap Hizbullah.
Dilaporkan wartawan Al Jazeera, Zeina Khodr dari Beirut, saat iniHizbullah berada pada titik balik, baik di tingkat organisasi maupun rakyat.
“Tidak diragukan lagi bahwa Hassan Nasrallah dianggap sebagai orang paling berkuasa di Lebanon meskipun ia tidak memegang jabatan publik,” katanya.
“Hizbullah perlu membuktikan bahwa struktur komando dan kendalinya masih utuh, bahwa kepemimpinannya masih mampu berfungsi. Apa yang telah dilakukan Israel, strateginya adalah melucuti kepemimpinan Hizbullah,” imbuhnya.
Siapkan pembalasan
Pada bagian lain, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, i Minggu (29/9) mengatakan pembunuhan Wakil Komandan Garda Revolusi Abbas Nilforoushan bersama kepala Hizbullah tidak akan dibiarkan begitu saja.
“Kejahatan mengerikan dari rezim Zionis agresor ini tidak akan dibiarkan begitu saja, dan aparat diplomatik juga akan menggunakan semua kapasitas politik, diplomatik, hukum, dan internasionalnya untuk mengejar para penjahat dan pendukung mereka,” tegasnya. (Al Jazeera/N-01)