KOALISI partai NasDem, PKS dan Gerindra di Kabupaten Karawang, Jawa Barat merilis hasil survei peluang menang para bakal calon bupati di Kabupaten Karawang.
Ketua DPD NasDem Karawang Dian Fahrud Jaman mengungkapkan, survei dilakukan oleh lembaga survei Indikator pada periode 12-20 Mei 2024. Penarikan survei dilakukan kepada 1200 orang di seluruh kecamatan dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin eror 2,5%.
Dari hasil survei itu, kata Dian, pertama yang dilakukan adalah mengenai soal pengetahuan masyarakat akan diadakannya Pilkada pada 27 November mendatang.
Kemudian sejumlah nama yang menurut masyarakat yang akan menjadi maju menjadi calon bupati di Pilkada Karawang.
“Kemudian muncul sejumlah nama dan di sana kita ibaratkan jika Pilkada terjadi pada hari ini siapa yang akan unggul,” kata Dian Fahruj Jaman, Selasa (30/7).
Simulasi survei ketika Pilkada 2024 hanya akan muncul tiga nama yakni Bupati Aep Syaepuloh, Gina Fadlia Swara dan Acep Jamhuri.
“Simulasi tiga nama, Bupati Aep Syaepuloh unggul mencapai 70,7 persen. Kemudian Gina Swara 10,5% dan Acep Jamhuri 5,8% sedangkan tidak tahu itu 13,0%,” Ungkapnya.
Kemudian simulasi juga dilakukan terhadap dua nama yakni Aep Syaepuloh melawan Gina Swara dan Aep Syaepuloh melawan Acep Jamhuri.
“Jika melawan Gina Swara, Bupati Aep unggul 74,8 persen Gina hanya 12,2 persen dan tidak tahu 13,0 persen. Lalu ketika melawan Acep Jamhuri. Bupati Aep unggul 76,4 persen dan Acep Jamhuri hanya mendapatkan 7,4 persen dan yang tidak tahu 16,2 persen,” kata dia.
Masih dipelajari
Namun Dian mengakui, hasil survei ini masih akan terus dipelajari oleh koalisi untuk memenangkan Bupati Aep Syaepuloh. Dan menjadi bahan koalisi untuk menggerakkan mesin partai.
“Karena politik ini terus bergerak bahkan masih cair. Dan kami akan melakukan survei di akhir Agustus tentunya dengan nama-nama calon wakil bupati,” kata dia.
Sementara itu Ketua DPC PKS Budiwanto menyebutkan hasil survei dalam koalisi akan sangat penting. Salah satunya dalam menentukan calon pendamping dari Aep Syaepuloh.
“Survei bukan akidah, tapi benchmark untuk melangkah, ini gambaran umum potret masyarakat. Proses berikutnya masih dalam pengkondisian dan komunikasi. Terkait wakil, ini kan kami saling melengkapi, bupatinya okey, tapi wakil bupatinya harus bisa melengkapi,” kata Budiwanto. (KR/N-01)