
REKTOR ITB Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara menyampaikan wisuda bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab untuk mengembalikan ilmu kepada masyarakat dan membawa amanah baru.
Amanah untuk mengembalikan ilmu kepada masyarakat dalam bentuk kontribusi nyata.
Demikian diungkapkan Prof Tata dalam sambutannya pada upacara
wisuda Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (25/10).
“Saya mengajak para lulusan untuk menemukan dharma kehidupan masing-masing, sebagaimana konsep ikigai di Jepang yang menggambarkan makna hidup dan kebermanfaatan diri. Kemampuan, cinta, tanggung jawab dan kebermanfaatan adalah empat pilar dalam menemukan dharma kehidupan,” tandasnya.
Tata menambahkan, setiap langkah yang diambil hendaknya tidak hanya didorong oleh ambisi, tetapi juga oleh niat tulus untuk memberi manfaat. Ia pun mengutip pemikiran Ki Hadjar Dewantara, “Ilmu tanpa budi pekerti adalah kegelapan dan budi pekerti tanpa ilmu adalah kelemahan”.
Suasana haru
Sementara itu, perwakilan wisudawan Angelica Maureen Elti dari Program Studi (prodi) Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, menyampaikan pesan perpisahan mewakili seluruh wisudawan.
Dalam pidatonya, Angelica mengajak rekan-rekan untuk mengenang perjalanan dan senyuman yang mewarnai masa studi mereka.
“Saya ingin rekan-rekan mengingat bagaimana senyuman untuk mengapresiasi momen berharga ini, karena saya percaya, di balik setiap senyuman ada cerita yang membentuk diri kita hingga hari ini,” jelasnya.
Angelica mengenang perjuangannya di masa pandemi ketika harus membuat tugas desain digital menggunakan Microsoft Excel karena keterbatasan perangkat. Dari pengalaman itu, ia belajar bahwa di setiap kesulitan selalu ada kesempatan untuk bertumbuh.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Tuhan, orang tua, dosen dan tenaga kependidikan yang telah menjadi bagian dari perjalanan para lulusan.
“Saya harap kita tidak menyerah akan mimpi-mimpi yang berlandaskan prinsip baik itu. Indonesia, bangsa, dan dunia kita saat ini membutuhkan lebih banyak mimpi yang tidak takut berbuat salah dan tidak takut belajar,” tuturnya.
2.946 wisuda pertama
Ini merupakan wisuda pertama Tahun Akademik (TA) yang di laksanakan ITB yang diikuti sebanyak 2.946 wisudawan dari jenjang sarjana, magister dan doktor.
Jumlah tersebut terdiri dari 2.084 wisudawan program sarjana, 822 wisudawan program magister, dan 40 wisudawan program doktor. Dari jumlah tersebut, 92 wisudawan meraih predikat Summa Cum Laude, 153 wisudawan meraih Magna Cum Laude dan 570 wisudawan meraih Cum Laude.
Wisudawan terbaik
Wisudawan dengan IPK tertinggi program sarjana diraih oleh Ellana Givena Kerrysa, dari Program Studi Manajemen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) dengan IPK 3,99. Sementara itu, Muhamad Satria Arkananta yang juga dari Program Studi Manajemen SBM tercatat sebagai wisudawan termuda jenjang sarjana dengan usia 19 tahun 6 bulan.
Untuk program magister, penghargaan publikasi terbaik diberikan kepada Miftakhul Munir dari Magister Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) atas publikasi risetnya di jurnal internasional bereputasi (Q1 Published) dan jurnal nasional terindeks SINTA.
Selain itu, Muhammad Rakha Dizionario dari Rekayasa Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) menjadi wisudawan termuda magister dengan usia 20 tahun 8 bulan.
Pada program doktor, penghargaan publikasi terbaik diraih oleh Jessie Manopo dari Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), yang telah menghasilkan empat publikasi di jurnal internasional bereputasi tinggi (Q1 dan Q2 Published). Ia juga menjadi wisudawan termuda jenjang doktor dengan usia 25 tahun 10 bulan.(zahra/N-01)









