BMKG: Kekeringan Dominasi Wilayah Indonesia Mulai Juni

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kekeringan akan mendominasi wilayah Indonesia mulai Juni hingga September 2024.

Hal itu disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) yang dipimpin oleh Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto.

Rakor dihadiri oleh sejumlah Pimpinan Kementerian/Lembaga di antaranya Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta perwakilan dari kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), Badan Restorasi Gambut dan Manggrove, TNI dan Polri.

Dwikorita seperti dikutip di laman BMKG menekankan pentingnya optimalisasi operasi modifikasi cuaca dalam menghadapi kerawanan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

BACA JUGA  BMKG Deteksi 241 Titik Panas Karhutla di Sumatra

“Data menunjukkan beberapa lokasi mengalami hari tanpa hujan selama 31-60 hari, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan. Modifikasi cuaca diperlukan di zona-zona berwarna coklat (curah hujan rendah, kurang dari 20 mm), terutama di Sumatera, Jawa, dan NTT, mulai Juni hingga September,” kata Dwikorita, Selasa (4/6/2024).

BMKG memprediksi awal musim kemarau 2024 sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau dalam tiga bulan ke depan.

Pada bulan Juni, musim kemarau diperkirakan akan melanda sebagian besar Pulau Sumatra, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar, serta Papua dan Papua Selatan.

BACA JUGA  BMKG DIY Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi

“Oleh karena itu, perlu adanya penguatan kapasitas modifikasi cuaca nasional, termasuk infrastruktur, sumber daya manusia dan dukungan dari berbagai kementerian/lembaga,” tambahnya.

Potensi kebakaran di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara cukup tinggi dengan beberapa titik panas yang terdeteksi. Koordinasi dan dukungan semua pihak sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.

“Sebelum memasuki puncak musim kemarau, kita akan melakukan penyemaian awan dan menurunkan hujan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC). Dilaporkan ada 6 provinsi prioritas yang sudah direncanakan untuk melakukan TMC, termasuk laporan dari seluruh provinsi yang sudah menjadi target pelaksanaan TMC,” ujar Menkopolhukam Hadi Tjahjanto. (S-01)

BACA JUGA  Antisipasi Krisis Air Bersih, Bupati Sragen Hadirkan 6 Sumur Baru

Siswantini Suryandari

Related Posts

Persib Pastikan Juara Liga 1 usai Hasil Imbang Persik Kontra Persebaya

HASIL imbang 3-3 antara Persik Kediri dan Persebaya Surabaya menjadi bagi berkah Persib. Pasalnya dengan hasil itu tim ‘Pangeran Biru’–julukan Persib memastikan gelar juara BRI Liga 1 musim 2024/2025. Tidak…

Presiden Prabowo Resmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah

PRESIDEN Republik Indonesia, Prabowo Subianto meresmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah di Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu (4/5). Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh pihak yang terlibat…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Main saat Hujan, Bocah di Bantul Terseret Arus Selokan

  • May 5, 2025
Main saat Hujan, Bocah di Bantul Terseret Arus Selokan

Persib Pastikan Juara Liga 1 usai Hasil Imbang Persik Kontra Persebaya

  • May 5, 2025
Persib Pastikan Juara Liga 1 usai Hasil Imbang Persik Kontra Persebaya

Warga Tuntut Transparansi dan Audit Dana Desa Huta Toruan

  • May 5, 2025
Warga Tuntut Transparansi dan Audit Dana Desa Huta Toruan

Kader PKK dan Bidan Diminta Bantu Ciptakan Keluarga Sehat

  • May 5, 2025
Kader PKK dan Bidan Diminta Bantu Ciptakan Keluarga Sehat