BMKG: Kekeringan Dominasi Wilayah Indonesia Mulai Juni

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kekeringan akan mendominasi wilayah Indonesia mulai Juni hingga September 2024.

Hal itu disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) yang dipimpin oleh Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto.

Rakor dihadiri oleh sejumlah Pimpinan Kementerian/Lembaga di antaranya Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta perwakilan dari kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), Badan Restorasi Gambut dan Manggrove, TNI dan Polri.

Dwikorita seperti dikutip di laman BMKG menekankan pentingnya optimalisasi operasi modifikasi cuaca dalam menghadapi kerawanan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

BACA JUGA  BMKG Sebut OMC Sukses Kurangi Hujan 97% di IKN

“Data menunjukkan beberapa lokasi mengalami hari tanpa hujan selama 31-60 hari, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan. Modifikasi cuaca diperlukan di zona-zona berwarna coklat (curah hujan rendah, kurang dari 20 mm), terutama di Sumatera, Jawa, dan NTT, mulai Juni hingga September,” kata Dwikorita, Selasa (4/6/2024).

BMKG memprediksi awal musim kemarau 2024 sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau dalam tiga bulan ke depan.

Pada bulan Juni, musim kemarau diperkirakan akan melanda sebagian besar Pulau Sumatra, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar, serta Papua dan Papua Selatan.

BACA JUGA  BPBD Jateng Salurkan Tujuh Juta Liter Air Bersih untuk Warga

“Oleh karena itu, perlu adanya penguatan kapasitas modifikasi cuaca nasional, termasuk infrastruktur, sumber daya manusia dan dukungan dari berbagai kementerian/lembaga,” tambahnya.

Potensi kebakaran di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara cukup tinggi dengan beberapa titik panas yang terdeteksi. Koordinasi dan dukungan semua pihak sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.

“Sebelum memasuki puncak musim kemarau, kita akan melakukan penyemaian awan dan menurunkan hujan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC). Dilaporkan ada 6 provinsi prioritas yang sudah direncanakan untuk melakukan TMC, termasuk laporan dari seluruh provinsi yang sudah menjadi target pelaksanaan TMC,” ujar Menkopolhukam Hadi Tjahjanto. (S-01)

Siswantini Suryandari

Related Posts

Kapolri Apresiasi Upaya TNI-Polri Bebaskan Pilot Susi Air

KAPOLRI Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengapresiasi pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Kapolri menyebut, misi pembebasan berhasil berkat kerja keras tim TNI-Polri…

713 Titik Panas Karhutla Kembali Terpantau di Sumatra

RATUSAN titik panas atau hotspot kembali di Pulau Sumatra. Dari pantauan terakhir satelit, Sabtu (21/9), terdeteksi sebanyak 713 titik panas dengan jumlah terbanyak berada di Sumatra Selatan sebanyak 291 titik.…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Kapolri Apresiasi Upaya TNI-Polri Bebaskan Pilot Susi Air

  • September 21, 2024
Kapolri Apresiasi Upaya TNI-Polri Bebaskan Pilot Susi Air

PB IDI Imbau Masyarakat Selalu Waspada Potensi Bencana

  • September 21, 2024
PB IDI Imbau Masyarakat Selalu Waspada Potensi Bencana

KPU Pekanbaru Tetapkan DPT Pilkada 2024

  • September 21, 2024
KPU Pekanbaru Tetapkan DPT Pilkada 2024

Gagal Tembus 10 Besar di PON, Ketum KONI Riau Minta Maaf

  • September 21, 2024
Gagal Tembus 10 Besar di PON, Ketum KONI Riau Minta Maaf

713 Titik Panas Karhutla Kembali Terpantau di Sumatra

  • September 21, 2024
713 Titik Panas Karhutla Kembali Terpantau di Sumatra

All Indonesian Final Terjadi di Ganda Campuran

  • September 21, 2024
All Indonesian Final Terjadi di Ganda Campuran