
HASHTAG di media sosial selalu dipakai. Namun mengapa simbol pagar (#) yang dipilih untuk menjadi penanda hashtag? Ada beberapa alasan historis dan fungsional di baliknya:
- Sudah ada dan mudah diakses di keyboard: Simbol pagar (#) sudah ada di tata letak keyboard standar (terutama keyboard QWERTY yang umum digunakan). Ini membuatnya mudah diakses dan digunakan oleh semua orang tanpa perlu karakter khusus atau kombinasi tombol yang rumit.
- Tidak umum digunakan dalam teks biasa: Pada saat hashtag pertama kali diperkenalkan dan dipopulerkan, simbol pagar tidak umum digunakan dalam teks percakapan atau penulisan formal. Ini membuatnya menjadi simbol yang relatif “kosong” dan bisa diberi makna baru tanpa menimbulkan kebingungan dengan penggunaan sebelumnya.
- Visual singkat dan jelas: Simbol # secara visual singkat, sederhana, dan mudah dikenali. Bentuknya yang unik membuatnya cepat ditangkap mata di antara teks lainnya.
- Sejarah penggunaan dalam teknologi: Dalam dunia teknologi dan pemrograman, simbol pagar (#) memiliki beberapa penggunaan historis, meskipun tidak persis sama dengan hashtag:
- Nomor: Di beberapa konteks, terutama di Amerika Serikat, simbol ini dikenal sebagai “number sign” dan digunakan untuk menandai nomor (misalnya, #1 untuk nomor satu).
- Komentar dalam kode: Dalam banyak bahasa pemrograman, simbol # digunakan untuk menandai baris kode sebagai komentar yang tidak akan dieksekusi oleh program. Ini menunjukkan fungsinya sebagai penanda atau label.
Bagaimana Hashtag Dipopulerkan:
Penggunaan simbol pagar sebagai hashtag dipopulerkan oleh Chris Messina, seorang desainer dan pengembang web. Pada tahun 2007, dia mengusulkan penggunaan simbol # di Twitter untuk mengelompokkan percakapan tentang topik atau acara tertentu. Idenya adalah untuk membuat percakapan lebih terorganisir dan mudah diikuti.
Meskipun awalnya tidak resmi diadopsi oleh Twitter, pengguna mulai menggunakannya secara organik.
Ketika terjadi peristiwa besar seperti kebakaran hutan San Diego pada tahun 2007, hashtag #sandiegofire digunakan secara luas untuk berbagi informasi dan pembaruan. Ini menunjukkan betapa efektifnya hashtag dalam mengorganisir informasi secara real-time.
Akhirnya, Twitter secara resmi mengadopsi hashtag pada tahun 2009, dan sejak itu, popularitasnya meroket dan menyebar ke platform media sosial lainnya seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan lainnya.
Pemilihan simbol pagar (#) untuk hashtag adalah kombinasi dari ketersediaan di keyboard, ketidakumumannya dalam teks biasa, visual yang jelas, dan sedikit preseden penggunaannya sebagai penanda atau label dalam dunia teknologi.
Ide Chris Messina dan adopsi organik oleh pengguna membuktikan efektivitas simbol ini dalam mengorganisir dan menemukan informasi di media sosial. (*/S-01)