
SEBANYAK lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta menyodorkan resep camilan yang mereka namakan Kedelite.
Uniknya, snack bar buatan para mahasiswa itu dibuat dari kulit kedelai dan biji nangka. Kelima mahasiswa Indah Aulia, Telaga Zia, Mufidah Nur, Adinda Putri, dan Aghna Jadarah, dengan bimbingan dari Dita Puji R., M.Pd. sebagai dosen pembimbing lapangan.
Mereka lalu kemudian membawa camilan ini ke Pekan Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K).
Indah Aulia menjelaskan Kedelite hadir sebagai camilan sehat yang kaya akan protein, serat pangan, lemak, zat besi, dan kalsium yang diharapkan akan menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin menjaga pola makan seimbang.
Limbah produksi
Kulit kedelai yang digunakan berasal dari limbah produksi tempe atau tahu. Ia menambahkan penambahan biji nangka memberikan tekstur renyah yang unik pada snack bar ini.
“Kami ingin menciptakan camilan yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan dan membantu mengurangi limbah pangan. Kulit kedelai yang sering terbuang ternyata masih kaya akan nutrisi, sehingga kami berusaha mengolahnya menjadi produk bernilai jual,” ujar Indah Aulia sebagai Ketua Tim PKM Kedelite.
Telaga Zia menambahkan Kedelite sendiri kemudian dikemas dalam aluminium foil berukuran 20 gram, dengan desain modern yang mencantumkan nama produk, varian rasa, dan tulisan ‘4 Nutrisi dalam 1 Gigitan’.
Tiga rasa
Produk ini hadir dalam tiga varian rasa yaitu original, matcha, dan jagung. “Pemilihan rasa ini karena ketiga rasa itu masih jarang ditemukan di pasaran, sehingga memberikan pengalaman baru bagi para konsumennya,” katanya.
Untuk proses pembuatan Kedelite, jelasnya dilakukan dengan beberapa tahapan yang ketat untuk memastikan kualitas terbaik.
Tahap pertama adalah persiapan, di mana bahan baku seperti kulit kedelai dan biji nangka disortir dan alat-alat produksi disiapkan. Selanjutnya, pada tahap pembuatan, kulit kedelai dan biji nangka dibersihkan, dikeringkan, dan dihaluskan agar teksturnya lebih mudah dicampur dengan bahan lain.
Setelah itu, dilakukan uji rasa dan kualitas untuk memastikan cita rasa yang seimbang dan kandungan nutrisinya tetap terjaga.
“Terakhir, produk dikemas dengan higienis dalam kemasan aluminium foil agar tetap awet dan praktis dibawa ke mana saja” tegasnya.
Salah satu pelanggan, Ayu Larasati, mengungkapkan kepuasannya setelah mencoba Kedelite.
“Saya melihat story PKM-K yang unik dan langsung order karena penasaran. First try, rasanya not bad, cocok di lidah, dan saya coba rasa matcha. Matcha-nya nggak medok, ada campuran oat-nya juga jadi mengenyangkan,” ujarnya.
Kesehatan dan keberlanjutan
Ke depannya, tim PKM Kedelite berharap produk ini dapat diperkenalkan ke pasar yang lebih luas.
“Kami ingin Kedelite ini bisa jadi camilan alternatif yang mudah ditemukan, terutama bagi mereka yang peduli dengan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Semoga inovasi ini bisa terus berkembang dan membawa manfaat lebih luas,” tambah Indah Aulia.
Dengan konsep yang inovatif dan manfaat yang tinggi, Kedelite bukan hanya sekedar camilan biasa. Produk ini menjadi bukti bahwa limbah pangan bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi banyak orang. (AGT/N-01)