
INDONESIA dan Amerika Serikat (AS) sepakat menyelesaikan negosiasi tarif impor resiprokal dalam waktu 60 hari atau dua bulan.
“Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari,” kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pernyataan secara daring dari Washington DC, Jumat (18/4).
Dalam negosiasi itu, telah disepakati kerangka acuan dan cakupan pembahasan meliputi kemitraan perdagangan dan investasi.
Kemitraan mineral kritis, serta kemitraan terkait reliabilitas atau ketangguhan rantai pasok.
Airlangga menjelaskan bahwa hasil-hasil dalam pertemuan akan ditindaklanjuti dengan berbagai pertemuan sebanyak satu hingga tiga putaran.
“Kami berharap dalam 60 hari, kerangka tersebut bisa ditindaklanjuti dalam bentuk format perjanjian yang akan disetujui antara Indonesia dan Amerika Serikat,” kata Airlangga.
Tim negosiasi RI adalah Secretary of Commerce/Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, US Trade Representative (USTR)/Wakil Dagang AS Jamieson Greer, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.
Pertemuan dengan Menteri Keuangan Scott Bessent dijadwalkan pekan depan.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Sugiono bertemu dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio di Kemenlu AS Washington DC, Kamis (16/4).
Dilansir dari laman Kemenlu, Menlu Sugiono menyampaikan berbagai prioritas dan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, di antaranya ketahanan pangan dan energi, hilirisasi, serta pembangunan sumber daya manusia.
Sejumlah prioritas tersebut membuka peluang kerja sama konkret dengan Pemerintah AS. Menlu Sugiono juga mendorong penguatan kerja sama ekonomi RI-AS.
Termasuk dalam konteks rantai pasok dengan mengundang investor AS untuk berinvestasi di sektor mineral kritis, seperti nikel, dan sektor-sektor penting lain.
Menlu Sugiono merupakan menlu pertama dari negara-negara ASEAN yang diterima oleh Menlu AS di Washington D.C. (*/S-01)