
GUBERNUR Jawa Tengah Ahmad Luthfi meminta dokter spesialis gigi dan mulut di Jawa Tengah untuk lebih merata dalam praktik pelayanan hingga ke desa-desa. Pasalnya, hingga kini masih terdapat puskesmas di Jawa Tengah yang belum memiliki dokter gigi.
Penegasan tersebut disampaikan Gubernur saat menghadiri pelantikan Pengurus Wilayah Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Jawa Tengah bersama pengurus cabang PDGI se-Jawa Tengah, di Hotel Metro, Kota Semarang, Sabtu (13/12/).
“Profesi dokter gigi ini penting. Masyarakat harus memiliki kesadaran preemtif dan preventif. Orang di desa baru periksa gigi kalau sudah bengkak, termasuk saya,” ujar Ahmad Luthfi.
Berdasarkan data Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK), masih terdapat 31 puskesmas di Jawa Tengah yang belum memiliki dokter gigi. Adapun jumlah dokter gigi di Jawa Tengah saat ini tercatat sebanyak 3.107 orang.
Tingkatkan literasi
“Stigma dokter gigi di puskesmas itu berat karena harus melayani banyak warga, bisa tujuh sampai sembilan desa dalam satu kecamatan. Karena itu, saya ingin di setiap desa ada dokter,” tegasnya.
Kondisi tersebut, lanjut Gubernur, menunjukkan perlunya penguatan peran organisasi profesi dalam mendorong pemerataan layanan kesehatan gigi dan mulut. Ia mendorong PDGI untuk meningkatkan literasi kesehatan gigi masyarakat serta memperluas layanan promotif dan preventif.
“Basis pelayanan masyarakat itu bukan di kota, tetapi di desa. Program Spesialis Keliling (Speling) ini selaras dengan program Presiden, yakni Cek Kesehatan Gratis,” ucapnya.
Gubernur juga menilai pentingnya pengembangan inovasi layanan kesehatan gigi, seperti teledentistry, pemanfaatan rekam medis digital, dan layanan berbasis teknologi agar menjangkau masyarakat lebih luas.
Peningkatan mutu layanan
Selain itu, sinergi antara PDGI, pemerintah daerah, dan organisasi profesi kesehatan lainnya perlu terus diperkuat, seiring dengan penegakan etika profesi, peningkatan mutu layanan, dan penguatan kompetensi dokter gigi.
“Seluruh dokter spesialis di rumah sakit provinsi, kabupaten/kota, dan swasta harus bahu membahu. Prioritasnya di desa-desa termiskin yang belum terjangkau layanan kesehatan,” ujarnya.
Untuk menyelaraskan program Dokter Spesialis Keliling (Speling), Gubernur meminta PDGI Jawa Tengah segera menyusun dan menyerahkan peta jalan (roadmap) kedokteran gigi agar dapat terlibat aktif dalam pelayanan ke desa-desa.
Ia berharap pengurus PDGI Jawa Tengah yang baru dilantik dapat berperan aktif mewujudkan layanan kesehatan gigi dan mulut, terutama dalam aspek pencegahan.
“Selamat mengabdi untuk bangsa dan negara. Semoga pengurus baru memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Jawa Tengah,” kata Ahmad Luthfi.
Beri kontribusi
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar PDGI, Dr. drg. Eka Erwansyah, MKes, SpOrt(K), mengapresiasi Gubernur Jawa Tengah atas gagasan Program Speling.
“Luar biasa inovasi yang dikembangkan di Jawa Tengah. Dokter spesialis keliling ini patut dicontoh oleh daerah lain,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi soliditas PDGI Jawa Tengah dalam aksi kemanusiaan.
Ia berharap kepengurusan PDGI Jawa Tengah periode lima tahun ke depan mampu memberikan kontribusi nyata bagi organisasi dan masyarakat.
“Yang dilantik ini orang-orang luar biasa. Mau bekerja untuk PDGI yang melelahkan dan tanpa honor. Semoga pengabdian ini membawa keberkahan bagi keluarga,” ujarnya.
Sebagai catatan, hingga awal November 2025, capaian Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Jawa Tengah telah menjangkau sekitar 10.878.489 jiwa. Sementara itu, Program Speling hingga 5 November 2025 telah menjangkau 722 desa dengan total sasaran sekitar 73.813 jiwa.
Hingga akhir Juni 2025, Program Speling telah melayani 17.900 orang di 152 desa dari 32 kabupaten/kota, sedangkan layanan CKG telah dimanfaatkan oleh sekitar 3,8 juta jiwa masyarakat Jawa Tengah. (Htm/N-01)






