
HASIL pengamatan selam sepekan dari Jumat (19/9) hingga Kamis (25/9), volume kubah lava di puncak Gunung Merapi relatif tetap atau tidak mengalami perubahan volume.
Pada periode pengamatan pekan sebelumnya dan pengamatan terakhir ini kubah lava barat daya terdata sebesar 4.179.900 meter kubik dan kubah lava tengah sebesar 2.368.800 meter kubik.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Santosa, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, menjelaskan selama periode pengamatan, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore berkabut.
“Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 meter hingga 200 meter,” kata Agus.
Kegempaan
Pada pekan ini, lanjutnya, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 5 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 meter, 37 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 meter, dan 46 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum2.000 meter.
Sedangkan kegempaan, dalam periode pengamatan ini terjadi sebanyak 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 644 gempa Fase Banyak (MP), 520 gempa Guguran (RF) dan 9 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya.
“Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya,” katanya.
Curah hujan, katanya, pada pekan ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 25 September 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 16 milimeter/jam selama 26 menit.
Cukup tinggi
Namun tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
“Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga,” ujarnya.
Meski terlihat tenang, BPPTKG mengingatkan data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Upaya mitigasi
Karena itu, kata Agus Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar tetap melakukan upaya–upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
“Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius3 kilometer dari puncak,” kata Agus. (AGT/N-01)








