
DINAS Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung turun tangan membersihkan tumpukan sampah di Pasar Induk Gedebage, Jumat (4/7), sebagai respons atas keluhan para pedagang dan pengunjung pasar.
Kepala DLH Kota Bandung, Darto, mengungkapkan bahwa penanganan dilakukan karena volume sampah di lokasi tersebut sudah lama tidak tertangani dengan baik.
“Kami merespons keluhan warga, terutama dari pedagang. Sampah di sini sudah menumpuk cukup lama dengan volume besar,” ujarnya.
DLH memperkirakan sekitar 70-80 ton sampah atau setara 18 ritasi harus diangkut dalam satu hari. Hingga Jumat pagi, dua lorong pasar telah dibersihkan, dengan progres pembersihan mencapai 10–15 persen, dan ditargetkan rampung hari ini.
Menariknya, sampah yang dikumpulkan tidak dibuang ke TPA Sarimukti, melainkan dialihkan ke fasilitas pengolahan lokal yang disiapkan di sudut pasar.
“Kami mulai uji coba pengolahan sampah organik di tempat itu. Targetnya bisa menghasilkan gas dan pupuk karena mayoritas sampah di sini adalah organik,” jelas Darto.
Berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2018, pengelolaan sampah pasar menjadi tanggung jawab pengelola kawasan. Namun, DLH mengambil alih karena kondisi yang tidak tertangani secara optimal.
“Pemerintah harus hadir memastikan layanan kebersihan tetap berjalan,” tegasnya.
Dalam kondisi normal, Pasar Gedebage menghasilkan sekitar 3-4 ton sampah per hari. DLH akan mengevaluasi apakah pengolahan lokal mampu menampung volume harian ini.
Jika tidak mencukupi, akan dicari alternatif pengelolaan lainnya untuk menghindari ketergantungan pada TPA Sarimukti yang memiliki keterbatasan ritase.
Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Bandung juga tengah membangun fasilitas pengolahan berbasis insinerator di beberapa titik. Salah satu fasilitas dengan kapasitas lebih dari 15 ton rencananya mulai beroperasi Senin depan.
“Ini bagian dari strategi mengolah sampah dalam kota agar tidak terus bergantung pada TPA Sarimukti,” pungkas Darto. (Rava/S-01)