
FESTIVAL Jenang selalu hadir di setiap perayaan HUT Kota Solo. Dan hari ini Senin pagi (17/2), Pemkot Solo menggelar festival jenang di kawasan budaya Ngarsopura.
Sesepuh Festival Jenang Nusantara yang juga Pengageng Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Adipati Dipokusumo, menyebutkan kuliner jenang tercatat dalam kitab kuno Serat Tatacara tulisan Ki Padmasusastra, 1893.
“Keberadaannya menjadi simbol kehidupan. Jenang disajikan disertai doa dan harapan untuk keselamatan,” kata Gusti Dipo, sapaan akrabnya.
Banyak contoh kegunaan jenang, di antaranya untuk upacara perkawinan dalam pemasangan janur, sesaji dalam wadah takir atau sudi.
“Ini, memiliki makna philosopis symbolicum atau simbolik,” lanjut Gusti Dipo.
Menurutnya secara historis, kuliner jenang sudah melekat sejak kehidupan masyarakat Nusantara atau masa kerajaan, jauh sebelum Indonesia merdeka.
Perpindahan Kraton Kartosuro ke Desa Solo pada 1745, awal berdirinya pemerintahan Kraton Kasunanan, yang kini selalu dirayakan sebagai HUT Kota Solo, jenang menjadi bagian prosesi arak-arakan.
“Dan jenang menjadi penangkal bala kala prosesi perpindahan 280 tahun lalu. Ini bukan klenik, tetapi memang menjadi sarana untuk memohon keselamatan,” tukas adik Sinuhun Pakoe Boewono XIII ini.
Festival Jenang yang dilaksanakan di kawasan Ngarsopura yang berada persis di depan gapura Pura Mangkunegaran melibatkan ratusan pelajar.
Sajian 10 ribu takir aneka jenang yang dibuat 110 peserta kelompok UMKM dan PKK kelurahan, menghiasi meja-meja yang ditata di sana.
Ratusan anak itu hadir selain akan mengikuti prosesi rebutan jenang, juga mengikuti kegiatan demo memarut kelapa.
“Ini bukan sekedar unik. Tetapi memang untuk memberikan pembelajaran kepada anak anak, tentang proses yang harus dilalui dalam memasak jenang,” kata Direktur Artestik Festival Jenang Nusantara 2025, Heru Mataya.
Selain untuk memerihan HUT ke-280, Festival Jenang Nusantara dalam rangka kegiatan Jumenengan dalem KGPAA Mangkunegara sebagai pengageng budaya Pura Mangkunegaran.
Festival jenang Mustika Jenang Nusantara
Kali ini menghadirkan tema “Mustika Jenang Nusantara”. Hal ini sekaligus untuk menperkenalkan kembali buku kuliner nusantara masa silam, berjudul Mustika Rasa.
Buku ini diprakarsai oleh Presiden Soekarno, terbitan Departemen Pertanian tahun 1967.
Yang jelas, lanjut Heru Mataya jenang akan selalu hadir dalam kegiatan perayaan Kota Solo. Keberadaannya menjadi momen mengenang prosesi perpindahan Kraton Kartosuro menuju Solo.
Walik Kota Teguh Prakosa hadir dan membuka resmi Festival Jenang Nusantara di Ngarsopura sekaligus ikut membagikan aneka jenang untuk ribuan warga yang membuncah di kawasan Ngarsopura.
“Ingat jenang, selalu ngangeni. Setiap tahun pasti selalu kita hadirkan, terutama sebagai momentum perayaan HUT Kota Solo ,” lugas Wali Kota Solo, Teguh Prakosa. (WID/S-01)