
OUTING class di gunung dan pantai dilarang oleh PJ Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro. Alasannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan merenggut nyawa.
Ia juga akan mengevaluasi kegiatan outing class (belajar mengajar di luar sekolah) setelah terjadinya musibah empat siswa SMPN 7 Mojokerto tewas terseret arus.
“Tapi di daerah wisata khususnya pantai dan pegunungan, tentu (outing class) akan sangat kita batasi dan kemungkinan akan tidak kita izinkan,” terangnya.
Ia prihatin dan berduka cita atas meninggalnya empat siswa SMPN 7 Mojokerto saat outing class di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul.
Atas dasar itu outing class dilarang sambil dievaluasi langkah terbaik agar siswa tetap bisa melakukan outing class aman dan nyaman.
Saat ini Pemerintah Kota Mojokerto fokus menangani para korban yang selamat dan dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Sementara yang terpenting adalah kita melakukan pendampingan terhadap korban dan keluarga korban, sekaligus langkah-langkah preventif ke depannya,” lanjutnya.
Sementara itu jenazah empat siswa SMPN 7 Kota Mojokerto, Jawa Timur telah dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan.
Keempat siswa meninggal dunia terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (28/1).
Tim SAR gabungan menemukan tiga siswa yakni Alfian Aditya Pratama (13), Malfen Yusuf Adhi Dilaga (13), dan Bayhaki F (13) pada hari kejadian Selasa (28/1) pukul 11.00 WIB.
Sedangkan korban Rifqy Yuda Pratama (13) yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan keesokannya, Rabu (29/1) sekitar pukul 07.30 WIB.
Jasad Rifqy ditemukan 100 meter dari tiga temannya yang telah dievakuasi sehari sebelumnya. (*/S-01)