
ANTISIPASI penumpukan sampah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Pemkot Bandung membentuk pokja pengelola sampah.
Program MBG yang sudah masuk tahap kedua ini telah didistribusikan ke 40 sekolah dengan jumlah 21.271 siswa penerima MBG.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Tantan Surya Kamis mengungkapkan pihaknya telah membentuk kelompok kerja (pokja) terkait pengelolaan sampah sisa MBG.
Pokja ini melibatkan pihak sekolah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan beberapa OPD untuk mengelola sampaj dar sisa MBG setiapp sekolah.
Ia memastikan sampah sisa MBG, belum ada yang terbuang karena langsung diambil oleh pihak vendor, sehingga penanganan sampah berjalan dengan baik.
“Walau demikian DLH akan berkoordinasi dengan SPPG jangan sampai sampahnya dibuang pada tempat yang tidak memenuhi syarat,” kata Tatan.
“Kami juga telah mengarahkan pihak penyedia untuk tidak membuang sampah sembarangan,” lanjutnya.
Menurut Tantan jika ada sisa MBG dari setiap sekolah, harus kerja sama dengan DLH agar sampahnya tidak dibuang sembarangan.
Rencananya DLH juga akan melakukan sosialisasi ke seluruh vendor terkait pengelolaan sampah.
Upaya pengelolaan sampah sisa MBG harus dilakukan, karena ke depannya akan semakin banyak siswa dan sekolah yang akan menerima MBG.
“Saat ini masih tidak terlalu berat. Tapi kalau sudah semua sekolah, tentu harus dipantau tiap hari melalui DLH, karena sampah harus dikendalikan,” ucap Tantan.
Tantan menambahkan, terkait dengan anggaran untuk program MBG Pemkot Bandung memastikan telah merancang postur anggaran.
Bahkan telah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung 2025.
“Alokasi dana tersebut telah disiapkan untuk mendukung program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Hingga saat ini belum ada hitungan yang pastinya. Tapi secara slot dalam APBD 2025 sudah menyiapkan Rp 26 miliar..
Dana tersebut sudah dirancang khusus untuk program MBG, sehingga tidak akan menganggu atau menggeser anggaran untuk program yang lainnya.
Dalam mendukung program MBG, pihaknya menargetkan 20 persen siswa bisa segera menikmati MBG pada 2025 ini. (Rava/S-01)