
PASAR Hewan Imogiri di Kapanewon Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ditutup selama 14 hari yakni pada 14-27 Januari. Penutupan itu dimaksudkan untuk memutus rantai penyebaran PMK.
Bersamaan dengan masa ditutupnya Pasar Hewan Imogiri, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo, BPBD Kabupaten Bantul melakukan penyemprotan disinfektan.
Penutupan ini guna menekan penyebaran atau penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak terutama sapi. Selama masa penutupan, jelasnya, petugas BPBD Kabupaten Bantul akan melakukan penyemprotan desinfektan ke seluruh fasilitas di dalam pasar tersebut menyusul meningkatnya wabah PMK di wilayah Bantul.
“Sampai saat ini di Bantul tercatat ada sebanyak 322 ternak sapi yang terjangkit PMK, dengan 32 ekor sapi mati dan dua ekor dipotong paksa. Harapan kami, penutupan pasar Hewan Imogiri ini dapat memutus rantai penyebaran virus PMK,” katanya.
Lebih lanjut Joko mengemukakan, tingginya lalu lintas ternak di Pasar Hewan Imogiri ini disebutnya menjadi salah satu faktor penyebaran virus PMK. Di Pasar Hewan Imogiri pada masa sebelum PMK transaksi antara 600 sampai 700 ekor sapi per hari.
Sementara itu, Lurah Pasar Hewan Imogiri Turadi mengatakan, sebelum penutupan pasar hewan, pihaknya telah berkoordinasi dengan para ketua paguyuban ternak serta blantik atau pedagang sapi terkait penutupan pasar hewan itu. (AGT/N-01)