
SEEKOR Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) bernama Rimbani berumur 8 tahun ditemukan mati di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Riau, pada November 2024 lalu. Dari hasil pemeriksaan medis diketahui gajah jinak binaan Balai TNTN itu mati akibat infeksi saluran pencernaan.
Sebelumnya, pada 10 Januari 2024 lalu TNTN juga kehilangan gajah jinak bernama Rahman, 46, dengan mati akibat diracun dan gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang. Peristiwa mengejutkan dunia konservasi itu hingga kini masih misteri dan tidak terungkap.
Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro mengatakan kejadian bermula saat mahout Balai TNTN menemukan Rimbani dalam kondisi lemas.
Selanjutnya, pihak Balai TNTN segera menghubungi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau untuk meminta bantuan tenaga medis.
“Awalnya mahout perawat menemukan Rimbani terduduk lemas. Petugas Balai TNTN kemudian berkoordinasi dengan BBKSDA Riau agar segera mengirimkan tim medis,” kata Heru dalam keterangannya, Sabtu (4/1).
Tim dokter hewan dari BBKSDA Riau langsung dikerahkan untuk menangani kondisi Rimbani. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Berselang beberapa jam setelah pengecekan intensif oleh tim medis, Gajah Rimbani dinyatakan mati.
Adapun dari hasil nekropsi dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya infeksi pada saluran pencernaan Rimbani. Selain itu, tidak ditemukan indikasi adanya bahan beracun dalam tubuhnya.
Kematian satwa tambun yang terancam punah itu pada kawasan konservasinya di TNTN harus menjadi perhatian serius. Pasalnya, Gajah Sumatra yang diperkirakan hanya tinggal sekitar ratusan ekor di habitatnya di Riau saat ini kian terdesak oleh deforestasi, perluasan perkebunan, dan pemukiman masyarakat. (Rud/N-01)