KABUPATEN Sleman gelar surveilans (surveillance) terhadap sejumlah ternak merespons surat edaran Kementan tentang kasus penyakit hewan menular.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan untuk mengantisipasi meluasnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), pihaknya menurunkan petugas mengidentifikasi sumber penularan.
“Saat ini petugas telah mengidentifikasi sumber penularan, faktor risiko, epidemiologi penyakit dan juga penyebab kematian ternak bekerja sama dengan BBVet Wates,” kata Suparmono, Kamis (2/1).
Populasi ternak di Kabupaten Sleman sebanyak 97.020 ekor terdiri dari 2.886 ekor sapi perah, 26.375 ekor sapi potong, 24.688 ekor kambing, 39.134 ekor domba, 3.800 ekor babi, dan 137 ekor kerbau.
Surveilans hadapi 317 kasus PMK
Kasus PMK di Sleman pada periode Januari-Desember 2024, tercatat 317 kasus. PMK dengan rincian kasus aktif sebanyak 282 kasus, sembuh 32 ekor, dan mati sebanyak tiga ekor.
Vaksinasi PMK dilaksanakan oleh petugas Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan sejak 2022 sebanyak 37.145 dosis, 2023 sebanyak 39.445 dosis.
Pada 2024 sebanyak 19.187 dosis diberikan ke sapi, kambing, domba, dan kerbau.
Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) DIY mendapatkan bantuan vaksin PMK dari Kementerian Pertanian sebanyak 50 botol atau 25 dosis per botol.
Khusus Sleman mendapatkan bantuan vaksin PMK 10 botol dan vaksinasi dilakukan 29-31 Desember 2024. (AGT/S-01)