SELAMA dua tahun berturut-turut, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada menempatkan mahasiswanya yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
KKN itu diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga sekaligus berupaya menurunkan jumlah angka kemiskinan di Kulonprogo. Beberapa program yang dijalankan pun meliputi pelatihan teknologi informasi, pelatihan pariwisata, bantuan mesin produksi untuk masyarakat, pengembngan ekonomi kerakyatan, dan pengolahan sampah.
Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Wiryanta, menjelaskan selama dua tahun terakhir, SV UGM telah berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan mutu pertumbuhan ekonomi yang ada di Kulonprogo.
“Kami melakukan pengabdian di 11 kelurahan di Kulonp di Yogyakarta, Senin (11/11/2024).
Beri solusi
Wiryanta menyebutkan, untuk melaksanakan program di 11 kelurahan tersebut Sekolah Vokasi UGM menggelontorkan dana sebesar Rp1 miliar.
“Total ada Rp1.010.000.000 yang sudah dikeluarkan dan sebanyak 75% pengabdian yang dilakukan SV UGM tahun ini terletak di Kulonprogo,” ujar Wiryanta.
Sementara Dekan Sekolah Vokasi, UGM, Prof. Agus Maryono, menuturkan program pengabdian yang dilaksanakan diarahkan untuk memberikan solusi kepada permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat Kulon Progo. “
Misalnya, kami membantu masyarakat dalam membuat penyerapan air hujan sederhana untuk mengatasi kekeringan,” ujarnya.
Agus menambahkan pihaknya juga ikut membantu masyarakat dalam membuat inovasi produk UMKM dan juga manajemen usaha yang dikuatkan pada anak muda. Menurutnya, program-program yang sudah dilaksanakan oleh SV UGM sesuai dengan program yang dicanangkan oleh pemerintahan baru seperti swasembada pangan, penyediaan air bersih, pengentasan kemiskinan, dan pelayanan edukasi dan kesehatan.
Banyak berkontribusi
Sekda Kabupaten Kulonprogo Triyono,menambahkan Pemkab Kulonprogo memberikan apresiasi luar biasa bagi SV UGM yang sudah banyak berkontribusi bagi kemajuan Kulonprogo. Ia menyebut kontribusi tersebut mampu memotivasi pemerintah untuk menyambut perhatian dari SV dengan melanjutkan teknologi yang dikembangkan dan bisa membantu masyarakat.
Triyono juga mengapresiasi adanya Gedung Field Research Center (FRC) UGM. Ia berharap keberadaan gedung ini menggerakkan roda perekonomian dengan kehadiran mahasiswa UGM di Kulonprogo.
Di sesi seminar, Kepala Bappeda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menyebutkan angka kemiskinan di DIY terus mengalami tren penurunan setiap tahunnya.
“Data menunjukkan kinerja yang sangat baik dari pemerintah yang dapat menurunkan angka kemiskinan ekstrim dari 2,63% pada tahun 2021 menjadi 0,85% di tahun 2024,” sebut Made.
Sejumlah strategi telah dijalankan pemerintah guna menghapuskan kemiskinan ekstrim diantaranya menurunkan beban pengeluaran, meningkatkan produktivitas dan pendapatan serta meminimalkan wilayah kantong kemiskinan. (AGT/N-01)