TEKNOLOGI berkelanjutan memang menjadi keniscayaan saat ini. Untuk itu AtsiriTech ZeroCarbon menjadi salah satu solusi green teknologi terutama untuk produksi minyak atsiri yang ramah lingkungan di Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Melalui program pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh Universitas Garut, menjadi sebuah terobosan terutama dalam inovasi penyulingan minyak atsiri berbasis elektronik berhasil dikembangkan. Inovasi teknologi pada produksi minyak atsiri ini bernama “AtsiriTech ZeroCarbon”.
Program pengabdian ini merupakan hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dari program studi Teknik Elektro Universitas Garut yang dipimpin oleh Sifa Nurpadillah bersama Tri Arif Wiharso, Muhamad Nu’man Adinasa dan mahasiswa Teknik Elektro, Gilang Nurwajah serta Tias Sultan Wijaya.
Pelaksanaan inovasi teknologi penyulingan yang dilakukan tim tersebut, bermitra dengan seorang pebisnis minyak atsiri berpengalaman dari Kelompok Tani Pulus Wangi, Ede Kadarusman.
Sifa Nurpadillah mengatakan, inovasi teknologi pada produksi minyak atsiri yang dilakukan dosen dan mahasiswa program studi Teknik Elektro Universitas Garut tersebut, untuk meningkatkan efisiensi dan menjaga kelestarian lingkungan.
Minyak atsiri yang berasal dari tumbuhan seperti akar wangi, sereh dan cengkeh yang mana merupakan sumber penghidupan utama masyarakat Desa Sukakarya.
“Proses penyulingan tradisional dilakukan dengan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama menimbulkan masalah serius terhadap lingkungan, salah satunya emisi karbon dan polusi udara. Namun, menghadapi tantangan tersebut, AtsiriTech ZeroCarbon hadir menggantikan kayu bakar dengan menggunakan energi listrik guna menciptakan proses penyulingan lebih bersih,” katanya, Minggu (22/9/2024).
Ia mengatakan, teknologi penyulingan minyak atsiri berbasis elektronik diharapkan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan dan sistem tersebut juga dilengkapi dengan kontrol otomatis yang dapat memudahkan pengoperasian.
Tidak hanya itu, tim pengabdian juga melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan terutama kepada masyarakat Desa Sukakarya mengenai penggunaan AtsiriTech ZeroCarbon.
“Tim memberikan penjelasan teknis serta pelatihan langsung kepada para peserta agar mampu memahami pengoperasian teknologi tersebut dengan efektif. Dalam pelatihan itu, bertujuan untuk memastikan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi secara optimal dan menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Menurutnya, hasil evaluasi dari pelatihan menunjukkan mayoritas peserta pelatihan memahami dengan baik cara penggunaan alat serta dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi lokal.
Namun, mereka tidak hanya memahami pentingnya efisiensi energi, tetapi juga dampak jangka panjang dari teknologi ramah lingkungan tersebut.
Hasil kolaborasi
Inovasi AtsiriTech ZeroCarbon membuktikan bahwa kolaborasi antara masyarakat, pemerintah dan akademisi dapat menghasilkan solusi energi terbarukan.
Karena, Desa Sukakarya kini tidak hanya menghasilkan minyak atsiri berkualitas, tapi berperan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di wilayahnya.
“Dampak jangka panjang bagi Desa Sukakarya, pengabdian ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Indonesia dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan kayu, masyarakat Desa Sukakarya mampu menjaga kelestarian alam sambil tetap memaksimalkan potensi ekonomi,” pungkasnya. (YY/N-01)