KEMENTERIAN Kesehatan melakukan investigasi dengan autopsi psikologis untuk mengungkap penyebab kematian diduga bunuh diri mahasiswa PPDS Universitas Diponegoro dr Aulia Risma Lestari.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya menunjuk Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi, Nova Riyanti Yusuf untuk melakukan studi kasus melalui autopsi psikologis terhadap meninggalnya dr Aulia.
Nova Riyanti Yusuf kepada Mimbar Nusantara , Jumat (30/8) menjelaskan bahwa sejak kemarin ia dan tim berada di lokasi bekerja dr Aulia selama menjadi mahasiswi PPDS di RSUP Dr Kariadi Semarang. Dan hari ini menuju ke rumah keluarga dr Aulia di Tegal.
Kedatangan di dua kota ini untuk melakukan autopsi psikologis guna menyelidiki penyebab kematian diduga bunuh diri. “Kami melalukam autopsi psikologis untuk almarhum dokter Aulia,” terangnya.
Apa itu Autopsi Psikologis
Autopsi psikologis mengutip dari tulisan Margaretha di laman psikologiforensik.com adalah metode ilmiah untuk memahami penyebab kematian diduga bunuh diri.
Caranya dengan mengumpulkan data riwayat tentang korban diduga meninggal bunuh diri.
Data riwayat diambil dari keluarga, kerabat atau orang terdekatnya dengan cara intervier.
Juga mengumpulkan informasi riwayat medis dari ahli medis yang memberikan perawatan di masa terakhir hidup seseorang.
Tujuannya untuk mendapatkan gambaran situasi hidup, kepribadian, kondisi kesehatan mental, dan layanan kesehatan yang pernah diakses korban sebelum mengakhiri hidupnya.
Autopsi psikologis telah dijadikan standar pemeriksaan dalam kasus kematian tiba-tiba diduga bunuh diri di Amerika Serikat,Eropa, Australia, dan beberapa negara Asia seperti India dan Taiwan.
Prosedurnya berupa interview mendalam pada keluarga, kerabat atau orang terdekat dengan korban.
Kasus dr Aulia menjadi viral dan membuka tabir kasus bullying di kalangan dokter senior terhadap junior. Banyak korban bullying di kalangan dokter akhirnya buka suara.
Kisah dr Aulia semakin tragis setelah bapaknya jatuh sakit dan meninggal dunia karena syok mendengar kematian putrinya yang mendadak.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa Kementerian Kesehatan menaruh perhatian besar terhadap kasus bullying di fasilitas kesehatan dengan melibatkan dokter sebagai pelaku.
Menkes siap mengungkap hasil investigasi dalam waktu dekat dan meminta kasus ini segera diproses secara hukum. (*/S-01)