PEMERINTAH Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan anggaran sebesar Rp42 miliar di APBD untuk penyelenggaraan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di provinsi ini.
“Sesuai kewenangan kami di tingkat provinsi, kami menyiapkan untuk siswa SMA, SMK dan SLB,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Ni Made Dwipanti IndrayANTI, Selasa (7/1).
Anggaran tersebut dialokasikan dari pendapatan asli daerah (PAD).
Sesuai dengan kewenangan di jenjang SMA, SMK dan SLB di DIY, program tersebut menyasar 4.963 siswa SLB, 62.728 siswa SMA, dan 90.475 siswa SMK.
“Daerah berkontribusi berdasarkan kekuatan kemampuan keuangan daerah,” ujarnya.
Untuk DIY secara hitungan kemampuan keuangannya sedang sehingga kontribusinya 2,5 persen dari PAD. “Kami sudah menyiapkan sebesar Rp42 miliar,” terang Made.
Penganggaran ini idak menggeser pos anggaran yang digunakan untuk program lain seperti yang telah direncanakan sebelumnya.
Ia mengakui implementasi program MBG di DIY belum dapat direalisasikan karena masih menunggu petunjuk teknis dan pelaksanaan daripemerintah pusat.
“Belum ada juklak juknis dari pusat untuk pelaksanaan di daerah,” ujar dia.
Made menyebutkan semua program tetap berjalan sesuai dokumen rencana kerja pemerintah daerah (RKPD).
Serta Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang telah disusun sebelumnya.
Untuk dukungan program tersebut, ia menjelaskan telah pula memetakan kebutuhan.
“Produksi padi di DIY yang mencapai 546.000 ton per tahun cukup untuk memenuhi kebutuhan MBG diperkirakan membutuhkan sebesar 10.600 ton per tahun,” terang Made.
Namun, untuk sayur-mayur, DIY masih bergantung pada pasokan dari luar wilayah, seperti Jawa Tengah.
MBG di dua kabupaten
Kegiatan MBG di level daerah ditangani langsung oleh pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN).
Serta Satuan Pelayanan Pelaksanaan Program Gizi (SPPPG) melibatkan TNI/Polri untuk suplai bahan pangannya.
Hingga saat ini, kata Made, terdapat tiga SPPPG di Sleman, Gunungkidul, dan Bantul yang masing-masing bakal melayani sekitar 3.000 siswa.
Koordinator Substansi Hubungan Masyarakat, Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol Setda DIY Ditya Nanaryo Aji menambahkan ada proyek percontohan MBG di DIY.
BGN telah menunjuk sejumlah sekolah di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Sleman.
Yakni SMK N 3 Wonoasari, SMA Negeri 1 Wonosari, SMA Negeri 2 Sleman, dan SMK Muhammadiyah Mlati. (AGT/S-01)