LOMBA Kereta Peti Sabun (LKPS) telah menjadi salah satu balap legendaris Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) sejak 1975.
Tahun ini ajang itu kembali digelar dalam edisi ke-11. Kali ini lomba digelar di lintasan Sasana Budaya Ganesha. Pada lomba kendaraan berbentuk peti sabun, tanpa mesin ini diikuti ratusan peserta dari berbagai wilayah di Jabar dengan ragam kereta unik dan menarik.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Arief Syaifudin Minggu (15/12) menyatakan, event ini tidak hanya menjadi kebanggaan warga kota Bandung, tetapi juga memiliki potensi untuk diangkat menjadi bagian dari Kharisma Event Nasional (KEN).
“Saya menghadiri kegiatan yang luar biasa, kegiatan legend Kota Bandung, yaitu LKPS. Saat ini sudah masuk dalam 10 kalender event Kota Bandung. Insya Allah, kita akan terus mendorong agar LKPS dapat menjadi bagian dari kharisma event nasional,” ungkap Arief.
Seni budaya
Arief menambahkan LKPS tidak hanya menjadi ajang perlombaan unik, namun juga menghadirkan beragam hiburan, termasuk pertunjukan seni budaya khas Bandung, pameran produk UMKM dan ekonomi kreatif dan juga memperkenalkan makanan tradisional khas Bandung dan karya-karya kreatif masyarakat lokal.
Ia juga mengajak seluruh pihak, termasuk sponsor, untuk mendukung acara ini agar dapat terus berkembang dan menjadi event tahunan yang lebih besar di tahun-tahun mendatang.
“Kegiatan ini memiliki potensi luar biasa untuk mendorong pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Bandung. Saya berharap dukungan penuh dari semua pihak,” ucap Arief.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin yang membuka LKPS ke-11 mengatakan, LKPS menarik ribuan pengunjung karena keunikannya dan sudah melegenda sejak pertama kali digelar pada 1950-an.
Pemrov Jabar sudah berkoordinasi dengan Pemkot Bandung, supaya LKPS menjadi event tahunan karena mampu mendorong sektor pariwisata.
“LKPS yang sempat vakum selama 35 tahun, namun pada tahun 2023 kembali digelar oleh Daya Mahasiswa Sunda (Damas). Saya pernah mengikuti lomba LKPS pada 1983 atau 40 tahun lalu. Waktu itu kendaraannya sangatsederhana sekarang sudah lebih modern,” kenang Bey.
Tidak ganggu lalu lintas
Bey mengapresiasi LKPS tahun ini, karena digelar di area yang representatif dan tidak mengganggu arus lalu lintas. Lintasan lomba ini sejauh kurang lebih 150 meter dengan kontur jalan yang menurun, karena kendaraan tidak menggunakan mesin.
Dan pemenangnya ditentukan yang paling cepat mencapai garis finis. Karenanya, peserta harus memperhitungkan detail kondisi roda maupun bobot peti sabunnya.
Dalam LKPS tahun ini ada dua kelas yang dipertandingkan dalam, yaitu kelas serius yang mengutamakan kecepatan dan kelas hiburan yang menghadirkan ragam kreativitas peti sabun. Melalui LKPS ini, menunjukkan bahwa Bandung khususnya, tidak pernah kurang dalam kreativitas. (Rava/N-01)