UNIVERSITAS Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berkolaborasi dengan Indonesia Business Trade Solution (IBTS) menggelar talkshow Road to Islamic Digital Transformation Forum 2025 bertema ‘Digital Transformation in Higher Education: A Path to Economic Global Competitiveness’ di Jakarta, pada Jumat (18/10).
Talkshow yang digelar di Gedung Auditorium Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mempertemukan para pemimpin, pakar, dan pemangku kepentingan di berbagai sektor untuk mendiskusikan transformasi digital dalam pendidikan tinggi sebagai jalan menuju daya saing ekonomi global.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar mengungkapkan, talkshow digelar seiring komitmen universitas melakukan transformasi digital untuk mempersiapkan masa depan pendidikan di Indonesia yang lebih adaptif dan relevan dengan perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) dan teknologi berbasis green campus sebagai komitmen dalam isu keberlanjutan.
“Melalui acara ini, UIN Jakarta juga ingin mendukung visi nasional dalam menciptakan generasi emas yang siap menghadapi tantangan di era teknologi masa depan, sekaligus mendidik masyarakat dan mahasiswa tentang pentingnya transformasi digital dalam pendidikan,” paparnya.
Kegiatan dibuka oleh sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika RI Budi Arie Setiadi, serta sejumlah tokoh penting yang menjadi pembicara dalam talkshow, di antaranya Peter F Gontha, yang membawakan topik menarik tentang ‘Era Kapitalisme Pengawasan: Menavigasi Ekonomi Digital dan Diplomasi’.
Beberapa tokoh nasional berbagai bidang juga turut hadir. Selain Peter F Gontha selaku Komisaris Independen IBTS dan Inovator Transformasi Digital, hadir pula Dodi S Abdulkadir (Managing Partner MR & Partners Legal dan Presiden Komisaris IBTS), Slamet Aji Pamungkas (Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian), Rosa Permata Sari (Direktur Strategi Bisnis PT PGN Tbk), Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin (Ketua Umum Perhimpunan Saudagar Muslimah Indonesia), Fithra Faisal (Economist Samuel Sekuritas Indonesia dan Dosen FEB UI), Sigit PW Jarrot (Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional, Masyarakat Telematika/Mastel), Muhammad Arif (Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia/APJII), Sandiman (Ahli Muda Badan Siber dan Sandi Negara/BSSN), M Ismu Hadi, serta CEO IBTS dan MR & Partners Legal and Business Consulting Group sekaligus bertindak selaku moderator, Poppy Zeidra.
Kegiatan talkshow juga diisi dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IBTS yang merupakan subholding dari MR & Partners Legal and Business Consulting Group sebagai bentuk kerja sama dan langkah konkret menuju masa depan pendidikan yang lebih baik.
Poppy Zeidra, CEO IBTS, menyatakan, transformasi digital di perguruan tinggi adalah fondasi penting bagi masa depan ekonomi global.
“Kolaborasi ini juga bertujuan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif dan berkelanjutan,dengan strategi komunikasi yang baik dan terintegrasi sehingga kita bisa melahirkan lulusan-lulusan yang mampu bersaing di era digital,” ujar Poppy.
Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat komitmen UIN Jakarta dalam mengintegrasikan digitalisasi ke dalam bidang pendidikan. Inisiatif ini bertujuan untuk menyesuaikan pendidikan dengan tren teknologi yang berkembang, meningkatkan reputasi universitas sebagai institusi yang visioner dan progresif.
Peter Gontha, Komisaris Independen IBTS yang juga menjadi keynote speaker, memberikan pandangannya mengenai era kapitalisme pengawasan.
“Kita hidup di dunia yang semakin terhubung dan diawasi, di mana data menjadi kekuatan utama. Pendidikan tinggi harus mempersiapkan mahasiswa untuk memahami dan menavigasi realitas ini, sehingga mereka bisa memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing ekonomi global,” katanya.
Sementara itu, Dodi Abdul Kadir, Presiden Komisaris IBTS dan Managing Partner MR & Partners Legal and Business Consulting Group, menambahkan, kerja sama ini merupakan bentuk komitmen bersama untuk memastikan bahwa pendidikan tinggi Islam tidak tertinggal dalam revolusi digital.
“Dengan dukungan teknologi, kita bisa membangun fondasi yang kuat untuk pendidikan yang relevan di masa depan,” katanya. (RO/MN-06)