PENGAMAT politik muda dari Universitas Diponegoro Semarang, Wahid Abdulrahman menilai banyak faktor penyebab kemenangan paslon gubernur-wakil gubernur Jateng Luthfi-Yasin
Selain faktor sosok, juga endorsement Presiden RI ke-7 Jokowi, Presiden RI sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Keduanya menjadi gong kemenangan di menit akhir.
“Ada Jokowi dan Prabowo effect. Coba lihat awal-awal elektabilitas kedua paslon relatif berimbang hingga akhir Oktober,” kata Wahid, Jumat (29/11).
“Namun setelah ada instruksi langsung Jokowi dan Prabowo, survei paslon 2 naik hingga coblosan. Kedua kekuatan besar ini menjadi gong kemenangan,” ujarnya.
Menurut Wahid, minggu kedua November rentang elektabilitas kedua paslon mulai melebar.
Show of force dukungan Jokowi melalui pawai bersama Paslon 02 di sejumlah wilayah seperti Purwokerto, Klaten, Blora, Tegal, Salatiga, Karanganyar, dan Grobogan memberikan efek signifikan.
“Meskipun adap ula disinsentif electoral yang didapat. Pemilih memandang negatif terhadap Jokowi menjadi semakin menjauh dari Paslon 02,” tambahnya.
Jokowi dan Prabowo
Wahid, yang juga kandidat doktor Ilmu politik dari Goethe University Frankfurt Jerman, ini, menambahkan, paslon 02 juga mendapatkan insentif electoral dari penegasan dukungan melalui video Prabowo .
Dukungan langsung dari Prabowo membangunkan aktor politik lokal dan meningkatkan performa partai sebagai mesin politik sehingga semakin masif bergerak untuk Paslon 02.
“Penegasan Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra ini tentu diikuti partai koalisi KIM+, yang lantas bergerak hingga tingkat bawah,” ujarnya.
Semua bekerja, namun yang kelihatan massif ada Gus Yusuf dengan PKB, PKS, Gerindra, Nasdem, Golkar, PPP, PSI, dan lainya,” tutup Wahid. (Htm/S-01)