WALI Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengambil langkah tegas dalam pembinaan pelajar. Hal itu dilakukan guna mencegah kenakalan remaja dan aksi tawuran yang kerap terjadi.
Dalam pertemuan dengan orang tua pelajar, Kamis (28/11) di Mapolrestabes Semarang, Walikota bersama Kapolrestabes Semarang, OPD terkait, serta para remaja yang tertangkap tawuran, berkomitmen untuk mendampingi dan membina anak-anak yang terlibat aksi tawuran.
“Kami percaya, anak-anak kita pada dasarnya baik. Namun, mungkin ada salah pergaulan atau kurang perhatian, baik dari lingkungan rumah dan sekitarnya,” ujar Wali kota yang akrab disapa Mbak Ita.
Ia menegaskan pentingnya memahami akar masalah yang mendorong perilaku menyimpang tersebut. Pemkot Semarang, lanjut Mbak Ita, akan hadir untuk bersama-sama mengurai penyebab, memberikan perhatian, dan mendukung pembinaan anak-anak.
Ruang konsultasi
Dalam langkah pencegahan, Pemkot Semarang telah mengimplementasikan program Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM) yang menyediakan ruang konsultasi bagi anak-anak dan orang tua. Program itu melibatkan psikolog dan berbagai dinas terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk menangani kasus bullying, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), hingga anak putus sekolah.
“Di RDRM ada banyak tenaga psikolog professional, tidak perlu takut untuk datang dan berkonsultasi. Banyak psikolog yang siap membantu, dan privasi Anda tetap terjaga,” tegas Mbak Ita.
Perlu mitigasi
Senada dengan wali kota, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar menegaskan perlunya mitigasi antara Pemerintah Kota Semarang, stakeholder terkait, sekolah dan keluarga guna mengetahui kenakalan remaja.
“Mungkin harus ada kolaborasi menyeluruh antara Kami (Polrestabes-red) dengan Pemkot Semarang untuk tidak hanya melihat ada sebuah peristiwa namun melihat mengapa peristiwa itu bisa terjadi,” kata Irwan Anwar.
Analisa individual
Sementara, Plt. Kepala Badan Kesbangpol Kota Semarang, Joko Hartono menambahkan pentingnya analisis individual untuk mencari akar permasalahan mengapa ada anak yang sampai terlibat dalam aksi kenakalan.
Melalui pembinaan ini, Pemkot Semarang optimis dapat menekan angka kenakalan remaja dan menciptakan generasi yang lebih berprestasi serta berkarakter. (Htm/N-01)