KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) akan libatkan 15 ribu petani milenial atau disebut Brigade Ketahanan Pangan guna mempercepat pencapaian target swasembada pangan.
Swasembada pangan menjadi program super prioritas pemerintah saat ini.
Peningkatan produksi pangan dilakukan dengan strategi optimalisasi lahan dan cetak sawah baru.
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman menyampaikan itu saat berdialog dengan puluhan brigade ketahanan pangan dari berbagai daerah Kalimantan Selatan di Desa Banyiur, Kecamatan Anjir Pasar, Barito Kuala, Jumat (22/11).
Pada kesempatan itu Mentan memberikan bantuan alat pertanian kepada petani milenial.
“Pemerintah telah menargetkan percepatan swasembada pangan,” kata Mentan.
Untuk mencapai perlu menetapkan sasaran, menentukan target, menyiapkan sarana produksi, serta memastikan keterlibatan petani muda.
Di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, kurang lebih 15 ribu generasi milenial akan dilibatkan.
“Semua harus disiapkan dari sekarang agar program ini betul-betul berjalan dengan baik,” jelas Mentan Amran.
Para generasi muda tidak akan mau jika tidak ada hasil yang menguntungkan.
Karena itu pemerintah memberikan dukungan dan bantuan yang cukup besar berupa berbagai peralatan pertanian untuk menunjang pencapaian target swasembada pangan.
Termasuk potensi pendapatan bagi petani muda hingga Rp10 juta perbulan.
Cetak petani milenial
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel, Syamsir Rahman mengatakan target cetak sawah baru di Kalsel seluas 500 ribu hektare secara bertahap.
Pada 2025 cetak sawah baru ditargetkan seluas 180 ribu hektare tersebar di sejumlah kabupaten seperti Tanah Laut, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara dan Barito Kuala.
Untuk program optimasi lahan di Kalsel seluas 41 ribu hektare lebih pada delapan kabupaten.
“Program optimasi lahan di Kalsel sudah 75 persen. Jika kita berhasil meningkatkan IP menjadi dua atau tiga kali tanam setahun maka produksi padi Kalsel bisa dua juta ton,” kata Syamsir optimistis.
Hingga November 2024 ini produksi padi Kalsel mencapai 950 ribu ton atau surplus dari kebutuhan 650 ribu ton.
“Kalsel menjadi satu-satunya provinsi di Kalimantan yang surplus dan kita akan menjadi penopang pangan IKN,” ujarnya.
Sebelum melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Barito Kuala, Mentan juga berkunjung ke Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Di dua lokasi tersebut, Mentan meninjau langsung pekerjaan optimasi lahan dan pelaksanaan program brigade pangan.
Mentan Amran ingin memastikan seluruh proses berjalan sesuai rencana. Dengan memanfaatkan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Sehari sebelumnya Mentan Amran berkunjung ke Kalimantan Barat untuk memastikan pelaksanaan optimalisasi lahan berjalan maksimal di wilayah tersebut.
Di Kabupaten Sambas, ia mengunjungi lahan sawah pada program Optimalisasi Lahan (OPLAH) di Desa Singaraya, Kecamatan Semparuk.
Mentan juga menghadiri rapat koordinasi OPLAH dan cetak sawah yang digelar di Kantor Gubernur Kalbar. (DS/S-01)