PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat akan menjadikan Gedung Pakuan, yang memiliki nilai edukasi sejarah di Indonesia, khususnya di Jabar, sebagai destinasi wisata edukasi sejarah dan akan dibuka untuk umum setiap sabtu dan Minggu. Saat ini Gedung Pakuan juga dijadikan sebagai rumah dinas Gubernur Jabar.
“Mungkin banyak masyarakat yang belum tahu bahwa Gedung Pakuan memiliki nilai sejarah tinggi, untuk itulah Pemprov Jabar membuka Gedung Pakuan untuk masyarakat umum setiap Sabtu dan Minggu,” kata Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin Jumat (3/5).
Menurut Bey, pihaknya ingin supaya masyarakat tahu bahwa itu gedung bersejarah. Kurang lebih seperti Gedung Sate. Reservasi tiket Gedung Pakuan untuk umum dapat dilakukan melalui Sapawarga. Masyarakat tinggal men-download Sapawarga. Setelah itu, pilih menu Reservasi Kunjungan Gedung Pakuan di Sapawarga.
“Isi Form Pemesanan reservasi kunjungan. Kemudian, masyarakat akan mendapat undangan melalui Whatsapp, dan bisa berkunjung ke Gedung Pakuan sesuai jadwal dan sesi undangan,” jelasnya.
Bey menambahkan, reservasi tiket Gedung Pakuan berlangsung pada Rabu-Jumat. Masyarakat dapat memesan tiket H-3 kunjungan, dan maksimal memesan 5 tiket/akun. Kuota kunjungan per sesi sebanyak 80 tiket. Ada dua sesi kunjungan Gedung Pakuan yakni sesi pagi pukul 09:00-11:00 WIB dan sesi siang pukul 13:00-15:00 WIB.
“Saya pastikan masyarakat tidak dipungut biaya apapun dan di lokasi disediakan air minum gratis. Kecuali beli minuman di sana ya bayar, kalau ada yang jual. Tapi kalau air putih disediakan gratis,” terangnya.
Bey juga meminta masyarakat untuk tertib dan mengikuti arahan pemandu selama berkunjung ke Gedung Pakuan. Nanti ada tour guide-nya dan ikuti dengan tertib.
Berdasarkan literasi sejarah, Gedung Pakuan Sendiri dibangun di era kolonial 1867 pada masa Gubernur Jenderal Ch. F. Pahud. Gedung yang digunakan sebagai rumah dinas Gubernur Jabar ini berlokasi di Jl. Cicendo No. 1 Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung. Gedung Pakuan juga pernah dijadikan tempat beristirahat tokoh-tokoh penting dunia sebagai delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 silam. (RI/N-01)