Pilkada Sulawesi Selatan Masuk Kerawanan Tinggi

BADAN Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyebutkan bahwa Sulawesi Selatan masuk lima besar daerah dalam pemetaan kerawanan tinggi setelah NTT, Kalimantan Timur, Jawa Timur dan Sulawesi Tengah.

Hal itu didasari pada sejulah indikator seperti sosial politik, pencalonan, kampanye, dan pungut hitung.

Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Andi Rian R Djajadi menyebutkan potensi kerawanan Pilkada yang terpantau Polda Sulsel ada lima hal.

Yaitu konflik kepentingan politik, poliitk uang, hoaks dan disinformasi, intimidasi dan kekerasan. Serta ketidaknetralan penyelenggara.

Ada pun potensi daerah rawan di wilayah hukum Polda Sulsel meski secara umum kondusif.

Beberapa yang dianggap rawan antara lain daftar pemilih tetap yang gemuk, ada riwayat konflik pilkada.

BACA JUGA  Partai Golkar Yakin Paslon Pilkada Diendorse Prabowo Menang

Kemudian muncul permasalahan selama tahapan, an penolakan dari warga.

Tim paslon saling singgung di medsos dan pendukung ASN. Ditambah lagi daerah rawan bencana seperti longsor dan banjir.

Kerawanan Pilkada di Sulawesi Selatan

Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, daera rawan yaitu di Makassar, Bone, Gowa, Bulukumba, Jeneponto, Pinrang dan Wajo.

Penyebabnya DPT gemuk sehingga menjadi pusat kegiatan perebutan suara pasangan calon.

Kemudian yang rawan karena riwayat konflik pilkada seperti di Makassar, Palopo, Toraja, Soppeng, Luwu Utara, Luwu Timur, Gowa, Jeneponto dan Bulukumba.

Persoalan yang muncul saat tahapan seperti perusakan baliho terjadi di Sidrap, Parepare dan Pinrang.

Lalu ada penolakan warga terjadi di Kota Makassar yang menyebutkan ada salah satu calon yang intoleran. Ditambah lagi  tim yang saling sindir  di Pangkep.

BACA JUGA  Pilkada Serentak di Kota Bandung Harus Damai dan Sejuk

Sedangkan daerah rawan bencana alam di Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Kepulauan Selayar, Pangkep dan Takalar.

“Berbagai upaya telah dilakukan kepolisian untuk menciptakan Pilkada kondsif,” kata Rian.

Antara lain rapat koordinasi lintas sektoral, operasi, dan cooling system.

“Juga dilakukan pendekatan ke masyarakat dengan melakukan mitigasi risiko, termasuk menjaga netralitas Polri,” lanjutnya.

Sementara itu, Bawaslu Sulsel mencatat 10 isu strategis yang bisa memengaruhi kerawanan dalam pemetaan kerawanan pemilihan pada Pilkada serentak 2024.

Hal itu  mengakibatkan Provensi Sulawesi Selatan masuk lima besar daerah rawan tinggi.

Divisi Hukum Bawaslu Sulsel, Syaiful Juhad saat peluncuran Peta Kerawanan Pemilihan Serentak Tahun 2024, di Hotel Harper Makassar, Sulsel, Selasa (10/9) menyebutkan 10 isu itu antara lain politik uang, netralitas ASN, polarisasi dukungan, logistik, medsos dan lainnya. (Erlin/S-01)

BACA JUGA  Saepul Bahri Binzein-Abang Ijo Hapidin Menangi Pilkada Purwakarta

Siswantini Suryandari

Related Posts

Inflasi DIY 1,25% Lebih Tinggi Dibandingkan Februari

INDEKS Harga Konsumen (IHK) DIY bulan Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 1,25% (mtm) yang berarti lebih tinggi dibandingkan Februari 2025 yang mengalami deflasi sebesar 0,86% (mtm). Kepala Perwakilan Bank Indonesia…

Pemerintah Harus Perkuat Aspek Preventif Kesehatan

PEMERINTAH harus perkuat aspek preventif kesehatan di tengah rencana peningkatkan kualitas pelayanan kesehatan RSUD di 66 kabupaten/kota terpencil dan terbelakang dari Tipe D menjadi Tipe C. Peningkatan kualitas layanan ini…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Inflasi DIY 1,25% Lebih Tinggi Dibandingkan Februari

  • April 9, 2025
Inflasi DIY 1,25% Lebih Tinggi Dibandingkan Februari

Pemerintah Harus Perkuat Aspek Preventif Kesehatan

  • April 9, 2025
Pemerintah Harus Perkuat Aspek Preventif Kesehatan

Sleman Temple Run Kembali Digelar 10 Agustus 2025

  • April 9, 2025
Sleman Temple Run Kembali Digelar 10 Agustus 2025

Presiden Perintahkan Penghapusan Kuota Impor

  • April 9, 2025
Presiden Perintahkan Penghapusan Kuota Impor