APBN Tak Cukup Biayai Bencana, Perlu Skema Asuransi

INDONESIA Indonesia dinilai harus segera meninggalkan ketergantungan pada APBN dalam menanggung kerugian bencana yang setiap tahun bisa mencapai puluhan triliun rupiah. Negara perlu beralih ke Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana (PARB) yang memadukan dana retensi dan mekanisme transfer risiko.

“APBN saja tidak akan pernah cukup untuk menutupi potensi kerugian tahunan yang bisa mencapai Rp50 triliun, apalagi dengan ancaman perubahan iklim. Semua itu harus masuk dalam skenario model sehingga kita siap secara pembiayaan,” ujar Kepala Program Studi Magister dan Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) dan Transportasi ITB, Saut Aritua Hasiholan Sagala, Jumat (5/12).

Menurut Saut, langkah transfer risiko sudah dimulai pemerintah melalui Asuransi Barang Milik Negara (BMN), yang mengalihkan risiko kerusakan aset negara seperti gedung dan jembatan. Dengan aset negara terlindungi, pemerintah dapat memfokuskan anggaran pada sektor lain yang belum tercakup, terutama masyarakat.

BACA JUGA  ITB dan PAAI Gelar Konferensi Internasional Akuifer Pesisir

Skema asuransi dan berkurangnya pemakaian APBN

Terkait Pooling Fund Bencana (PFB), Saut menilai mekanisme ini belum akan langsung mengurangi ketergantungan pada APBN karena kontribusi terbesar tetap berasal dari anggaran negara. Namun, PFB berperan sebagai penguat pendanaan, menutup celah fiskal, sekaligus mempercepat proses penyaluran bantuan yang kerap tersendat secara administrasi.

Ia menekankan bahwa PFB harus terhubung dengan pemodelan risiko yang komprehensif agar efektif menutup kekurangan pendanaan. Skema ini juga harus fleksibel mengikuti kondisi ekonomi masyarakat. “Bagi kelompok mampu, mekanisme ini dapat mendorong mereka membeli asuransi sendiri. Sementara kelompok miskin bisa dibantu melalui subsidi atau bantuan langsung,” jelasnya.

Saut juga menyoroti pentingnya unsur edukasi dalam implementasi PFB, baik untuk meningkatkan kemampuan mitigasi di tingkat komunitas maupun mendorong masyarakat memilih lokasi tinggal yang aman.

BACA JUGA  Antisipasi Keamanan, ITB Kuliah Online Selama Sepekan

“Pooling Fund Bencana berfungsi memperkuat pendanaan yang sudah ada demi meningkatkan ketahanan bangsa dalam menghadapi bencana,” tegasnya. (Rava/S-01)

Siswantini Suryandari

Related Posts

Raih 31 Emas, Indonesia Tempati Posisi Dua Klasemen

KONTINGEN Indonesia berhasil menambah 11 medali emas pada hari keempat (Sabtu, 13/12) SEA Games Thailand 2025.  Berkat tambahan itu koleksi emas Indonesia menjadi 31 keping dan kembali ke posisi kedua…

Tim Tenis Indonesia Sukses Kawinkan Medali Emas SEA Games

TIM tenis putri Indonesia sukses merebut medali emas SEA Games Thailand 2025, setelah mengalahkan tuan rumah Thailand 2-1 di National Tennis Development Center, Nonthaburi, Sabtu (13/12). Hasil itu sekaligus mengulangi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Raih 31 Emas, Indonesia Tempati Posisi Dua Klasemen

  • December 14, 2025
Raih 31 Emas,  Indonesia Tempati Posisi Dua Klasemen

Tim Tenis Indonesia Sukses Kawinkan Medali Emas SEA Games

  • December 13, 2025
Tim Tenis Indonesia Sukses Kawinkan Medali Emas SEA Games

Awas! Siklon Tropis Bakung dan Bibit Siklon Bisa Akibatkan Gelombang Tinggi

  • December 13, 2025
Awas! Siklon Tropis Bakung dan Bibit Siklon Bisa Akibatkan Gelombang Tinggi

Ironi Gajah Sumatra Bantu Bersihkan Habitat Mereka yang Dirusak Manusia

  • December 13, 2025
Ironi Gajah Sumatra Bantu Bersihkan Habitat Mereka yang Dirusak Manusia

Jelang Nataru, Wali Kota Semarang Pastikan Harga Bahan Pokok Terkendali

  • December 13, 2025
Jelang Nataru, Wali Kota Semarang Pastikan Harga Bahan Pokok Terkendali

Gubernur Jateng Minta Anggota PDGI Menyebar Sampai Desa

  • December 13, 2025
Gubernur Jateng Minta Anggota PDGI Menyebar Sampai Desa