PT Bio Farma mendatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Novo Nordisk Indonesia untuk kerjasama memproduksi obat diabetes di Indonesia.
Kedua perusahaan farmasi itu dengan keahlian masing-masing akan menyediakan obat-obatan diabetes selaras dengan agenda pemerintah dalam layanan kesehatan.
Saat ini diperkirakan 19,5 juta orang hidup dengan diabetes. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 28,6 juta pada 2045.
Laporan BPJS Kesehatan pada 2022 mengungkapkan hanya dua juta orang yang menjalani pengobatan diabetes.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, diperkirakan 80,6 persen orang dengan diabetes di Indonesia yang mendapat perawatan dan memiliki diabetes tidak terkontrol.
Direktur Utama PT Bio Farma Shadiq Akasya mengatakan kolaborasi dengan Novo Nordisk Indonesian ini akan meningkatkan kapabilitas PT Bio Farma.
Dan kemitraan ini bertujuan untuk secara signifikan meningkatkan akses terhadap pengobatan diabetes yang berkualitas dan terjangkau.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan komitmen bersama, khususnya dari pemerintah dalam mendukung produksi produk dalam negeri yang inovatif,” ujar Shadiq dalam keterangannya, Rabu (10/7).
Menurut Shadiq, Novo Nordisk menghadirkan keahliannya dalam perawatan diabetes dan produksi insulin.
Sementara PT Bio Farma menghadirkan kemampuan manufaktur lokalnya yang sudah mapan.
Sementara itu Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kemenkes telah mereformasi 10.000 layanan primer untuk penanganan diabetes yang lebih baik.
“Kolaborasi antara PT Bio Farma dan Novo Nordisk Indonesia ini, bertujuan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa masyarakat Indonesia,” kata Menkes.
Menurut Budi Gunadi, selama 25 tahun terakhir Novo Nordisk telah menunjukkan komitmennya sebagai mitra pemerintah Indonesia dalam penanganan diabetes.
“Kerja sama ini juga memperkuat MoU antar pemerintah (government-to-government, G2G) antara Indonesia dan Denmark, yang selanjutnya mendukung agenda resiliensi kesehatan pemerintah,” tuturnya. (Rav/S-01)