
BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan volume kubah lava di sisi barat daya puncak Gunung Merapi mencapai 4.179.900 meter kubik sedangkan volume kubah lava tengah sebesar 2.368.800 meter kubik.
“Ini dari hasil analisis foto udara yang kami ambil pada 25 Agustus 2025. Sedangkan kubah tengah tidak teramati,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santosa, Sabtu (6/9).
Dikatakan, volume kubah lava dari hasil pengamatan periode 29 Agustus – 4 September menunjukkan terjadinya perubahan morologi dibandingkan dengan analisis hasil pengamatan pekan sebelumnya.
Agus lebih lanjut Gunung Merapi memiliki dua kubah lava aktif. Kubah barat daya terbentuk di atas sisa lava erupsi tahun 1997 dan mulai teramati sejak 4 Januari 2021, sedangkan kubah tengah kali pertama terpantau pada 4 Februari 2021 dan berada di tengah kawah puncak.
Volume kubah
Dalam pengamatan periode 1–7 Agustus 2025, BPPTKG mencatat pertumbuhan volume Kubah Lava Barat Daya Merapi sebesar 90.500 meter kubik, menjadikannya total sekitar 4.101.500 meter kubik dan pada periode pengamatan 29 Agustus – 4 September telah tumbuh lagi menjadi 1.179.900 meter kubik. Atau tumbuh sekitar 78.400 meter kubik dibanding periode 1-7 Agustus.
Selama periode pengamatan 29 Agustus – 4 September, lanjutnya, cuaca di sekitar Gunung Merapi pada umumnya cerah pada pagi hari dan siang hingga sore berkabut.
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 29 Agustus 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 2,22 milimeter/jam selama 96 menit. Namun tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Asap putih
Sepanjang periode pengamatan, imbuhnyam Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 meter hingga 150 meter.
Pada minggu ini, katanya lagi, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 9 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 meter, 19 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 meter, dan 39 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 meter.
Agus menambahkan, pada periode pengamatan ini, terjadi sejumlah gempa. Tercatat sebanyak 19 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 583 gempa Fase Banyak (MP), 521 gempa Guguran (RF) dan 7 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya.
“Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih rendah dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya,” ujarnya. (AGT/N-01)







