PT Kereta Api Logistik kembali menegaskan komitmennya bagi pembangunan nasional melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Kali ini, perusahaan menggelar Program Pelatihan Difablepreneur yang ditujukan untuk mendukung kemandirian dan pemberdayaan ekonomi komunitas atau individu penyandang disabilitas.
Program Difablepreneur bertema “Aksesibilitas untuk Kesetaraan, Inovasi untuk Kemajuan” merupakan kolaborasi KAI Logistik bersama Yayasan Berdaya Menembus Batas, sebagai bagian dari momentum memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2024.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen KAI Logistik dalam mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, yang selaras dengan kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s).
“KAI Logistik ingin turut mendorong kesetaraan daya saing UMKM sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan profitabilitas usahanya,” terang Direktur Keuangan KAI Logistik, Riki Jayaprawira Suwarna,
Riki menambahkan, sebagai bentuk dukungan nyata, KAI Logistik juga menyediakan dana pembinaan untuk peserta terbaik sebagai penghargaan atas inovasi dan semangat mereka dalam mengembangkan usaha.
Pihaknya berharap melalui program ini, penyandang disabilitas memiliki kesempatan lebih besar untuk menyampaikan gagasan, meningkatkan pendapatan dan berkontribusi dalam ekonomi inklusif.
“Dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, peserta juga diharapkan dapat mencari peluang baru dan memperluas jangkauan pasar usaha mereka,” ucap Riki.
Founder Menembus Batas, Angkie Yudistia berharap melalui pelatihan itu dapat memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk mengembangkan diri sebagai wirausaha.
“Karena upaya ini guna membantu para penyandang disabilitas untuk meningkatkan kapasitas usahanya. Dan juga mempercepat penyandang disabilitas dalam mengembangkan bisnisnya dengan meningkatkan literasi keuangan,” papar Angkie.
“Dalam pelatihan ini, pemateri ahli akan membekali berbagai topik penting seperti literasi keuangan, pemasaran digital, dan strategi keberlanjutan bisnis UMKM,” lanjut Angkie. (Rava/N-01)