GOOGLE Indonesia berkunjung ke Universitas Diponegoro (UNDIP) untuk memperkuat komitmen bersama dalam mendukung transformasi digital di lingkungan pendidikan tinggi.
Wakil Rektor IV bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Komunikasi Publik Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D., menyambut baik inisiatif ini.
“Saya bersama dengan Direktorat Jejaring Media, Komunitas dan Komunikasi Publik ingin merambah kerjasama selain media mainstream, juga merambah ke platform digital, salah satunya adalah Google,” kata Wijayanto, Kamis (5/12).
“Kami ingin ada kerja sama dengan Google, karena kita ini banyak sekali irisannya. Saya percaya Google mempunyai misi untuk mencerdaskan kehidupan publik, sama seperti UNDIP,” lanjutnya.
Menurutnya di UNDIP ini potensinya sangat luar biasa karena banyak peneliti dan disiplin ilmu.
Selain itu kolaborasi ini akan menjadi langkah strategis dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung pengembangan SDM unggul dan relevan dengan kebutuhan industri.
Perkenalkan Gemini
Sementara itu, Sugiyanto Yoannatan, Field Sales Representative, Google Indonesia memperkenalkan Gemini dan Cloud Computing sebagai teknologi kecerdasan buatan (AI).
Teknologi ini memiliki peran strategis dalam mendorong inovasi terutama di bidang pendidikan.
‘Google Cloud dirancang khusus untuk mendukung institusi pendidikan tinggi melalui program pelatihan, sertifikasi, dan akses ke sumber daya digital lain.
Teknologi ini dapat memfasilitasi penelitian dosen dan mahasiswa.
Pada kesempatan ini, Google juga memperkenalkan Gemini, teknologi kecerdasan buatan (AI) multimodal terbaru dari Google yang dapat memproses teks, gambar, video, audio, dan kode.
Gemini dapat digunakan secara gratis maupun berbayar, terintegrasi dengan Gmail dan mampu menjalankan perintah pengguna baik secara tertulis maupun suara.
Dengan dukungan lebih dari 40 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, Gemini menjadi teknologi inklusif untuk pengguna dari berbagai komunitas di dunia.
Fatimah Wulandini, Customer Solution Consultant Google Indonesia yang juga hadir dalam kegiatan ini mengatakan, Gemini berbeda dengan aplikasi sejenis.
Sebab tidak melayani instruksi yang berkaitan dengan tindakan yang mengarah pada kejahatan, seperti bunuh diri, merakit bom, atau isu-isu sensitif.
Dalam hal ini tetap menjaga sisi manusia dari teknologi yang ia ciptakan.
Wijayanto sempat melihat demonstrasi bagaimana AI milik google digunakan untuk mendukung riset tentang digital demokrasi yang menjadi area expertise Wijayanto.
Ia mengatakan UNDIP berencana mendirikan satu pusat studi yang disebut Unit Center for Big Data and Artificial Intelligence.
Menurutnya di ranah digital ada banyak problem disinformasi seperti ujaran kebencian, gendered disinformation yang bisa memundurkan demokrasi dan memicu kekerasan.
UNDIP punya visi untuk turut berkontribusi memecahkan berbagai masalah itu. Kerjasama dengan digital platform seperti google bisa menjadi salah satu langkah penting.
Perkuat platform digital
Direktur Direktorat Jejaring Media, Komunitas, dan Komunikasi Publik, Dr. Nurul Hasfi menyebutkan bahwa kerjasama untuk membangun jaringan media platform digital.
“Diharapkan kerja sama dengan Google Indonesia dapat dimanfaatkan untuk mendukung tugas dan fungsi Direktorat dalam membangun reputasi UNDIP,” ujarnya.
Kolaborasi antara Google Indonesia dan UNDIP bukan hanya sekadar kemitraan teknologi, tetapi sebuah langkah strategis dalam menjawab tantangan disinformasi di era digital. (Htm/S-01)