PENGACARA Yoon Suk Yeol gagal dalam upaya hukum mereka untuk membebasakan kliennya yang ditahan setelah diinterogasi oleh penyidik.
Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol ditahan dengan penjagaan ketat. Bahkan di ruang tahanan telah dipasang kawat berduri.
Atau sehari setelah dia ditahan di kediamannya untuk diinterogasi atas tuduhan pemberontakan yang terkait dengan deklarasi darurat militer bulan lalu.
Yoon dikirim ke pusat penahanan di dekat ibu kota negara itu, Seoul, setelah menjalani interogasi lebih dari 10 jam, Rabu (15/1).
Interogasi dilaksanakan di kantor pusat Badan Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi.
Yoon menggunakan haknya untuk tetap diam. Ia menolak pemeriksaan lebih lanjut oleh pejabat anti-korupsi pada Kamis (16/1).
Penyidik mendapat kesempatan menginterogasi selama 48 jam. Salah seorang pejabat di CIO mengatakan Yoon menolak diinterogasi oleh penyidik apalagi direkam video.
Pengacara Yoon Suk Yeol menyatakan bahwa penyelidikan tersebut ilegal.
Para pengacara telah meminta Pengadilan Distrik Pusat Seoul untuk mempertimbangkan pembebasannya.
Dengan mempertanyakan keabsahan surat perintah penahanan Yoon yang dikeluarkan oleh Pengadilan Distrik Barat Seoul.
Namun, Pengadilan Distrik Pusat menolak petisi mereka pada Kamis malam.
Yoon sebelumnya menghindari beberapa panggilan untuk hadir dalam pemeriksaan oleh lembaga anti-korupsi.
Hingga polisi melakukan operasi penegakan hukum besar-besaran melibatkan ratusan personel untuk menangkapnya di kediamannya. (*/S-01)