RIBUAN mahasiswa, dosen dan pejabat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ramai-ramai mengutuk Israel atas tindakannya melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Mereka pun mendesak Pemerintah RI untuk memprotes tindakan keji Israel itu.
” Free Palestine Free Palestine Free Palestine,” teriak ribuan civitas akademik UMS di halaman Gedung Walidah, Pabelan, Kartosura, Selasa (7/5).
Bersamaan mereka, berlangsung juga aksi unjuk rasa damai yang dilakukan172 perguruan tinggi di bawah Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (FR PTMA). Senada, mereka juga mengutuk Israel dan Bela Palestina.
Tampak Rektor UMS Prof Sofyan Anif dan 5 Wakil Rektor membaur bersama ribuan mahasiswa Bela Palestina tersebut. Mereka bergantian berorasi di halaman Gedung Walidah.
Sofyan dalam pernyataannya mengatakan, hampir satu abad konflik Israel – Palestina. Menurutnya itu bukan merupakan konflik agama, namun lebih dari upaya Israel menguasai tanah Palestina.
Dia katakan, berbagai serangan, penindasan, pengusiran, dan pembunuhan dilakukan Israel pada rakyat Palestina. Sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, agresi dan serangan militer Israel merupakan serangan keji, biadab, dan brutal.
Korban terbunuh telah mencapai hampir 35.000 orang dan luka mencapai lebih dari 77.867 orang, yang sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.
” Sungguh biadab, hingga saat ini sebagian besar jalur Gaza sudah menjadi puing-puing. Pasokan makanan dan bantuan kemanusiaan ke Palestina diawasi dan dibatasi secara ketat oleh tentara Israel, sehingga kelaparan menjadi pemandangan memilukan,” tegas Sofyan.
Karena itu, Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah menyatakan sikap mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer, yang dibarengi penangkapan massal warga sipil Palestina, dan tindakan keji lain, termasuk blokade blokade bantuan kemanusiaan.
Para mahasiswa dan dosen UMS juga mengecam sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara-negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel.
Mereka mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata, serta mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genosida.
Pada bagian lain mereka juga mengecam Organisasi Kerjasama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negara-negara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara leluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.
Dan terakhir mereka mendorong Pemerintah Indonesia, agar tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
“Atas nama hak asasi manusia dan pesan agung Konstitusi Republik Indonesia yang menegaskan, segala bentuk penjajahan harus dihapuskan, serta aspek historis relasi Indonesia dan Palestina, kami meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara – negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Pernyataan sikap Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (FR PTMA) ini menurut Sofyan akan dikirim ke sejumlah stasiun televisi di Timir Tengah, agar suara mereka didengar dunia internasional. (WID/M-01)